Lebarn 1443 H kali ini merupakan lebaran yang lebih ramai dibandingkan dengan lebaran sebelumnya. Selain karena mulai melonggarnya batasan interaksi manusia juga melimpahnya luapan keinginan bersilaturahmi yang sudah dua tahun tertahan. Ketika bersilaturahmi itu muncullah keinginan untuk memberikan tanda kebahagiaan dengan memberikan hadiah baik berupa benda maupun uang.
Kebiasaan untuk memberi tentunya disesuaikan dengan kemampuan dan siapa yang akan diberinya. Untuk anak-anak biasanya tak keberatan bahkan senang dengan pemberian uang yang disimpan dalam amplop yang bergambar tokoh kartun atau ada tulisan selamat lebaran. Bahkan ada yang memberikan hadiah dompet berbentuk ketupat yang isinya coklat atau permen.
Soal besarnya uang bagi anak tidak akan menjadi perhatian, apalagi anak yang masih kecil. Tapi kebahagiaan menerima merupakan sifat yang alami bagi setiap manusia. Jangankan anak kecil, orang dewasa pun akan senang bila dikasih uang atau hadiah lainnya. Makanya kegiatan memberi hadiah merupakan perbuatan yang sangat dianjurkan.
Sebagaimana tahun sebelumnya, anak kami menerima hadiah uang dari paman atau bibinya, dan ada juga dari kerabat atau teman kami. Kebetulan anak kami ada lima, jadi untuk keluarga di masa sekarang anak lima itu jumlah yang cukup banyak. Dan kami bersenda gurau mengenai THR anak dengan keluarga besar karena anak kami yang paling banyak.
Anak kami juga tidak terlalu peduli dengan nilai uang yang mereka peroleh, maka kami juga mengumpulkan uang THR mereka agar tidak berceceran. Bahkan amplop mereka kami susun dan kami posting di facebook untuk sekedar lucu-lucuan.
Karena selama liburan lebaran anak kerjanya hanya menonton TV (you tube) dan menonton Hp, maka istri saya mempunyai ide untuk membeli mainan bongkar pasang. Dengan harapan mainan bongkar pasang dapat menyibukkan mereka untuk membuat bentuk-bentuk yang mereka sukai.Â
Sebelumnya kami pernah membeli mainan bongkar pasang (lego) yang ukurannya kecil dan kali ini kami ingin membeli yang besar agar bisa dimainkan oleh keempat anak kami yang masih kecil.
Benar saja, setelah kami membeli lego dan mainan pancingan (karena si bungsu menginginkannya), ternyata yang bisa dimainkan dalam jangka panjang adalah lego.Â
Mainan pancingan yang harus menggunakan batere bisa terus digunakan ketika baterainya masih bagus, ketika baterainya mati anak -anak tidak tertarik lagi.Â
Lego membuat asyik anak memainkannya, baik anak kedua, anak ketiga dan anak keempat. Dengan melihat brosur petunjuk yang menyajikan contoh-contoh lego bisa dibentuk, anak mencoba membuat semua contoh yang mungkin mereka buat. Anak-anak mulai berimajinasi dengan menggabungkan lego yang mereka pegang.Â
Selain membuat sesuai contoh, mereka berimajinasi dengan bentuk-bentuk yang mereka kenal dalam kehidupan sehari-hari. Memilih bentuk dan warna lego sesuai dengan imajinasi dan keinginan mereka.Â