Lebaran sebentar lagi, tentunya banyak yang harus dipersiapkan. Diantaranya mempersiapkan makanan berupa kue-kue untuk dipajang di ruang tamu, membayar zakat fitrah dan tentunya pakaian baru. Tentunya yang wajib dari semuanya adalah membayar zakat fitrah, sedang yang lainnya itu untuk memperlihatkan kepada manuasia. Takut ada yang bilang kok lebarannya pake baju yang itu-itu saja. Demikian juga bila tak ada kue-kue takut kalau ada tamu nanti hanya dikasih air putih saja.
Untuk baju lebaran, tentunya akan lebih murah bila membelinya di waktu sebelum ramadhan. Walaupun di hari-hari menjelang ramadahan toko-toko banyak memberikan diskon sampai beberapa persen. seorang pedagang membuka kartu mengenai kebiasaannya berdagang pakaian di bulan ramadhan. Di bulan ramadhan, ia bisa menjual dengan harga tinggi dibandingkan dengan hari biasa.
 Keuntungan menjual pakaian di bulan ramadhan bisa sampai berlipat-lipat.  Entah bagaimana menjualnya, apakah harganya ditinggikan dulu baru diberi diskon atau memang permintaan masyarakat  akan baju lebaran sangat tinggi.
Seorang teman saya dari kota yang berbeda ketika diajak membeli baju, beliau mengatakan sudah membeli baju untuk seluruh keluarganya sebelum bulan ramadhan. Tentunya harga pakaian di hari biasa akan lebih murah, karena permintaan belum sebanyak pada hari biasa.
Membeli baju lebaran memang bukan kewajiban, yang penting bajunya masih normal baik dari bentuk maupun warna dan lebih penting bersih. Untuk baju lebaran tidak ada kriteria yang khusus. Biasanya untuk shalat sunat ied, yang pria memakai baju koko atau yang berlengan panjang sedang yang perempuannya memakai mukena dan sesudahnya memakai pakaian yang berbagai mode sesuai dengan selera dan kemampuan masing-masing.
Membeli baju lebaran juga kadang-kadang tergantung kemampuan keuangan masing-masing. Bila keuangan tersedia sesudah ada tunjangan hari raya (THR), maka masyarakat akan belanja di sekitar sepuluh hari sebelum lebaran. Maka tak heran toko-toko pakaian semakin mendekati lebaran semakin ramai. Pasar-pasar semakin padat dengan pengunjung. Karena bukan saja pakaian, tapi juga kebutuhan lebaran lainnya.
Untuk memenuhi kebutuhan pakaian lebaran, masyarakat tidak hanya membeli pakaian ke toko-toko, tetapi juga dengan mengupah atau memesan pakaian ke tukang jahit. Tukang jahit akan kebanjiran order untuk membuat pakaian lebaran. Sehingga terjadi kesibukan tukang jahit bisa sampai hari raya lebaran.Â
Tukang jahit sampai tidak tidur karena mengerjakan jahitannya. Konsumen akan kecewa apabila baju yang dipesan belum selesai di buat. Konsumen biasanya sudah memesan ketika sebelum atau sesudah ramadhan. Ada alasan masyarakat membuat pakaian di tukang jahit, mungkin harganya lebih ekonomis, atau ada kepuasan dari segi jahitan, model dan ukuran pakaian yang sudah tentu.
Biasanya pakaian yang dibeli di toko-toko pakaian ada kekurangan seperti dari segi bahan, ukuran, dan model yang diinginkan. Untuk perbedaan ukuran yang pas dengan ukuran tubuh, maka ada rezeki tukang jahit untuk memotong kelebihan ukuran dari pakaian yang dibeli. Seperti celana jean yang kepanjangan atau ada ukuran bagian baju yang tidak pas.Â
Membeli pakaian bagi masyarakat biasa terlalu dekat dengan lebaran memang ada keterbatasannya. Kita tidak bisa memilih pakaian dengan tenang, karena harus berjubel dengan pembeli lain. Kemudian apabila tidak pas ukurannya tentu harus mencari tukang jahit untuk memperbaiki ukurannya agar pas.Â
Demikian pula apabila membuat pakaian ke tukang jahit, tentunya harus jauh-jauh hari, karena yang pesan lebih dulu tentunya akan dikerjakan lebih dulu. Apabila waktu pesan baju lebaran mendadak maka harus siap-siap baju lebarannya diundur untuk lebaran iedul adha. Â Â