Sewaktu kuliah, saya mempunyai teman orang Sumatera. Dia mengatakan bahwa ia merantau ke Jawa untuk menjadi sukses. Kalau sudah sukses, ia akan pulang dengan memakai mobil untuk memperlihatkan kesuksesannya.Â
Harapan setiap orang pergi merantau ke kota besar atau ke luar pulau untuk mencapai kesuksesan dan merubah nasib.Â
Lebaran baik itu lebaran iedul fitri maupun lebaran iedul adha merupakan saat yang ditunggu oleh perantau untuk mudik.Â
Tentunya saat itu mereka akan membawa oleh-oleh baik berupa barang-barang atau makanan maupun oleh-oleh kabar baik berupa keberhasilan pemudik dari tempat perantauan.Â
Kabar baik itu tentunya tidak cukup hanya cerita saja, tetapi juga berupa wujud benda baik oleh-oleh makanan, barang-barang maupun uang.
Akan menjadi masalah apabila kondisi keuangan tidak sebaik yang diharapkan atau kondisi penghidupan tidak sesuai harapan.Â
Uang yang paspasan atau kondisi yang tidak memungkinkan berbagi oleh-oleh dan kebahagiaan. Hanya ongkos untuk pulang melaksanakan silaturahmi dengan keluarga dekat maupun jauh.Â
Jangan sampai ada istilah "pulang malu, tak pulang rindu". Karena pulang mudik kita adalah dengan niat menemui orang yang kita cintai.
Dalam kondisi seperti itu tak apalah kita bagian mendengarkan kesuksesan orang lain, karena siapa tahu kita akan kecipratan juga.Â
Kita ingat bahwa silaturahmi itu akan memperpanjang umur, meluaskan rizki dan banyak manfaat lainnya. Dengan bertemu orang yang sukses, siapa tahu banyak peluang bisnis akan banyak kita temukan.Â