Mohon tunggu...
Isnaeni
Isnaeni Mohon Tunggu... Guru - Belajar dengan menulis.

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Kuliah Bukan Sekadar Menadapat Ijazah

7 April 2022   06:09 Diperbarui: 7 April 2022   06:17 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pertama kuliah mungkin hanya sekedar melanjutkan atau mengikuti teman-teman. Apalagi jurusan yang kita ikuti mungkin bukan jurusan yang benar-benar kita minati. Anggapan bahwa kuliah bisa diperoleh dengan membeli atau asal masuk saja perguruan tinggi yang penting mendapat gelar dan ijasah sering terdengar. 

Tapi kenyataannya hari ini tidak bisa demikian, karena ternyata tidak semua perguruan tinggi terdaptar dan diakui. Bahkan apabila kita mendaftar jadi Abdi Sipil Negara (ASN), kita harus menyinkronkan ijazah. Apabila kita kuliah di perguruan tinggi abal-abal, maka kita tidak akan ditemukan di data internet dikti. 

Kuliah memang menguras tenaga, uang dan waktu. Kita harus membayar uang kuliah, harus mengerjakan tugas-tugas dan membagi waktu kita. Kadang jauh dari keluarga dan tetangga bila kita harus kuliah di tempat yang jauh. Dan kalau lulus pun belum tentu kita akan mudah mendapatkan pekerjaan.

Ayah saya yang hanya lulus SD atau mungkin juga SD nya tidak lulus pernah berkata" Aba juga yang tidak sekolah bisa punya usaha dan anak buah sarjana". Kebetulan paman saya yang S1 bekerja di ayah saya menjahit untuk menambah penghasilan. Hanya kebetulan ibu saya terus mendorong saya untuk mendaftar kuliah. Karena ibu saya berpendapat bahwa kuliah itu bukan hanya mencari kerja, tapi yang lebih penting adalah menuntut ilmu, karena setiap orang wajib menuntut ilmu

Setelah saya kuliah, ternyata saya kurang begitu sungguh-sungguh belajar dan menguasai materi pembelajaran. Apalagi jurusan saya mengharuskan saya menguasai keterampilan, sedang saya lebih tertarik pada teori-teori. Akhirnya nilai saya bagus, tapi secara praktek saya kurang menguasai. Dan akhirnya untuk bekerjapun saya tidak bisa diterima di perusahaan-perusahaan yang berkaitan.

Kemudian ternyata bidang pekerjaan yang saya geluti lebih sesuai dengan minat dan kemampuan saya, dan saya pun melanjutkan kuliah ke program sarjana. Kemampuan teori yang saya miliki memperkuat minat saya untuk relatif cepat menyelesaikan kuliah. Dan dengan modal ijasah sarjana, saya bisa mengikuti tes CPNS dan langsung berhasil.

Dalam pekerjaan tetap juga ternyata yang dibutuhkan seorang pegawai begitu banyak dalam meningkatkan karier. Kemampuan konten, kemampuan komunikasi, kemampuan IT dan tak bisa diabaikan juga kemampuan kepemimpinan. Kemudian saya melanjutkan ke program sarjana, dan setelah mengikuti perkuliahan saya banyak disadarkan untuk menguasai mata kuliah yang di s1, pelajaran di SMA. 

Semua yang kita pelajari sebelumnya sangat penting untuk dasar pelajaran selanjutnya. Dan merasa menyesal kenapa saya tidak menguasai materi pelajaran tersebut waktu dulu-dulu. Karena ternyata sangat penting dalam menunjang pelajaran selanjutnya. 

Penguasaan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris yang kurang, matematika yang lemah dan pengetahuan yang masih cetek. Makanya saya kembali melihat-lihat materi pelajaran SMA dan modul-modul kuliah waktu SI atau D3. 

Saya masih melihat dan mendengar ucapan orang yang lulusan Sarjana, tapi bahasanya atau pola pikirnya masih belum layak sarjana. Bukan berarti saya lebih bagus, tapi itu menurut saya. Dan kadang menjadi bahan tertawaan orang lain. 

Kuliah juga membuka cakrawala baru, Saudara saya yang dulu bangga dengan apa yang ia ketahui walau lulusan SMA dan kemudian kuliah. Sekarang ini begitu bersemangat dan antusias. Karena ia senang bergaul, dan ketika kuliah ia banyak berkenalan dengan orang dari berbagai tempat, berbagai posisi dan berbagai tingkat sosial ekonomi. Dengan kuliah, beliau banyak menemukan peluang bisnis baru. Beliau sangat bangga dengan kemampuannya menemukan jawaban dari internet, tapi dengan kuliah ia menjadi terampil memilah informasi mana yang penting dan yang tidak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun