Penduduk Indonesia diperkirakan 281,6 juta jiwa hingga Juni 2024. Jumlah yang besar dan bersaing dengan arus modernitas, perkembangan zaman yang terus signifikan. Begitu juga dengan perilaku konsumtif yang serba praktis serta instan. Menggiurkan memang, apabila tidak di imbangi dengan pola hidup sehat akibatnya akan dirasakan oleh individu masyarakatnya.
Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2021, jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai 19.465.100 orang. Hal ini berarti, 10,6% atau 1 dari 10 orang Indonesia terkena diabetes. Pada tahun 2024, perkiraan penderita diabetes di Indonesia mencapai 20 juta jiwa. Apabila tidak di tangani, jumlah ini bisa mencapai 28,6 juta jiwa.
Kabar sedih pun kerap kali lewat di sosial media. Rumah sakit memiliki pasien diabetes dengan usia belia. Keadaan ini sangat mengkhawatirkan apabila tidak ditangani lebih lanjut. Jajanan minuman manis, snack tidak sehat, makanan cepat saji, dan hal yang mengandung gula berlebih merupakan sesuatu yang harus di kontrol.
Dilansir dari Antara, Budi Gunaidi selaku Sadikin selaku menteri keset menuturkan bahwa beliau sangat kaget ternyata banyak anak-anak di dunia termasuk Indonesia, yang terkena diabetes tipe 1 sejak kecil. Jika tidak diobati dengan cepat, diabetes tipe 1 bisa berakibat fatal. Beliau mengatakan ini ujarnya Peringatan Hari Diabetes Sedunia, di RSUP Dr Cipto Mangunkusomo (RSCM), Jakarta, Minggu (24/11/2024)
Sejumlah referensi menyebutkan bahwa diabetes merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Penyakit ini terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi insulin secara memadai atau tidak merespon insulin secara normal. Diabetes melitus dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang fatal seperti penyakit jantung, gagal ginjal, kebutaan, amputasi, dan bahkan kematian.
Kinerja pankreas mengalami penurunan fungsi bahkan rusak, saat seseorang mengalami diabetes.
Pada pengidap diabetes, pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau insulin yang dihasilkan tidak berfungsi dengan baik. Untuk mengobati diabetes, beberapa pengidap diabetes memerlukan suntikan insulin.
Kita adalah apa yang kita makan, merupakan semboyan yang jelas berguna dan tidak boleh di remehkan. Â Maka dari itu, untuk menunjang pencegahan diabetes perlu adanya stabilisasi makanan anak. Orang tua di himbau lebih selektif dalam hal ini. Sedangkan pemerintah harus bisa meningkatkan kualitas pemantauan dan pengobatan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan tingkat kesembuhan dan mengurangi angka kematian akibat diabetes pada anak-anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H