Mohon tunggu...
Isna NuzuliaRamadhani
Isna NuzuliaRamadhani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Jurusan Sejarah, Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Perang Korea (1950-1953): Latar Belakang, Kronologi, dan Akhir Perang

13 Maret 2022   23:54 Diperbarui: 14 Maret 2022   00:01 8488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Perang Korea merupakan konflik bersenjata antara Korea Selatan dan Korea Utara yang meletus pada tanggal 25 Juni 1950 sampai tanggal 27 Juli 1953. Perang ini merupakan pertama kalinya konflik besar terjadi selama Perang Dingin antara Amerika dan Uni Soviet, juga disebut sebagai ‘Perang yang Dimandatkan’ dengan sekutu Korea Selatan adalah pihak Amerika Serikat dan sekutunya, sedangkan sekutu Korea Utara adalah Uni Soviet dan Republik Rakyat Cina. Jutaan korban jiwa gugur akibat dari meletusnya Perang Korea, bahkan seluruh Semenanjung Korea mengalami kehancuran yang membutuhkan waktu lama untuk memulihkannya.

Perang Korea bermula sejak kekalahan Jepang pada sekutu pada Perang Dunia II yang menyebabkan pemisahan Korea menjadi 2 bagian. 

Pemisahan bagian Korea ini diprakarsai oleh Amerika Serikat pada Perjanjian Postdam yang berlangsung selama Juli-Agustus 1945, yang bertentangan dengan keputusan dari  Perjanjian Kairo, yang menyatakan jika Korea harus menjadi negara yang merdeka. Putusan pemisahan Korea ini diambil tanpa adanya diskusi bersama pihak Korea. 

Karena Amerika telah memisahkan bagian Korea dan mengambil Korea Selatan sebagai wilayah yang didukung dan didoktrin mengenai pahm liberalisme dan kapitalisme dalam Perang Dingin, Uni Soviet pun tak kalah dari Amerika dengan mendukung dan mendoktrin paham komunisme dan sosialisme kepada Korea Utara. 

Korea Selatan memilih Syngman Rhee sebagai presiden pertama dari Republik Korea Selatan pada 20 Juli 1948 dan Kim Il Sung diangkat sebagai pemimpin pertama di Korea Utara. Akibat dari pemisahan ini, masing-masing rakyat dari kedua negara telah bermusuhan dan sering mengalami bentrok diperbatasan, bahkan sebelum meletusnya perang tahun 1950, telah ada 10.000 korban jiwa akibat bentrokan ini. Kebencian Korea Utara yang diarahkan pada Korea Selatan dan Amerika pun bertambah pada pengakuan pemerintahan yang sah pada Korea Selatan yang disahkan pada sidang umum PBB bulan Desember 1948.

Akibat dari kebenciannya tersebut, Kim Il Sung sangat berambisi untuk menggabungkan Korea kembali. Pada April 1950, Kim Il Sung meminta Joseph Stalin, pemimpin dari Uni Soviet untuk mendukung keinginan Kim Il Sung untuk menggabungkan Korea. Setelah Stalin menyetujui untuk mendukung Korea Utara tanpa ikut intervensi, Il Sung menghubungi Mao Zedong, pemimpin Partai Komunis di Beijing, dan meminta dukungan yang sama yang juga disetujui oleh Mao Zedong.

Pada pagi hari di hari Minggu tanggal 25 Juli 1950, Tentara Rakyat Korea Utara (NKPA) telah bergerak ke selatan dan melintasi perbatasan Korea Utara dan Selatan menggunakan tank T-34 buatan Soviet, mengejutkan pihak Korea Selatan yang tidak mendunga adanya penyerangan dari Korea Utara. 

Pergerakan dari NKPA sangat cepat karena pasukan tentara dari Korea Selatan belum terlatih dan memilih mundur. Dengan singkat NKPA telah mengambil alih Seoul, yang menjadi ibukota Kora Selatan,  dan menyeberangi Sungai Han terus ke arah barat menuju Sungai Kum, dilanjutkan ke arah selatan menuju Taejon dan Taegu.

Amerika Serikat yang mengetahui alasan invasi Korea Selatan salah satunya adalah untuk menyebarkan paham komunis, ikut membantu Korea Selatan dalam melawan Korea Utara. Presiden Harry S. Truman, selaku presiden dari Amerika Serikat, memerintahkan pasukan Amerika untuk mengevakuasi penduduk Korea Selatan. 

Selain itu, Amerika juga mengusulkan resolusi kepada PBB yang diterima oleh PBB, yakni resolusi agar pasukan dari Korea Utara diharap untuk menarik diri dari Korea Selatan. 

Akan tetapi Korea Utara tidak mendengarkan dan terus memerintah pasukannya untuk bergerak ke selatan. Karena merasa cemas, Truman memberikan wewenang kepada Jenderal Douglass McArthur untuk mengirim pasukan darat Amerika ke Korea Selatan. Divisi Infanteri ke-24, yang dibantu dengan Angkatan Udara Kelima masih belum cukup untuk menghentikan NKPA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun