Mohon tunggu...
Humaniora

Stop Konvoi Saat Lulus !

12 Juni 2015   10:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:05 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Stop Konvoi Saat Lulus !

Seperti yang kita ketahui baru-baru ini siswa SMA dan SMP se-Indonesia telah merayakan pengumuman kelulusan, seperti pada umumnya setiap kali pengumuman kelulusan akan tiba para pelajar sangat penasaran dengan hasil yang akan diperoleh setelah mengerjakan soal ujian nasional meskipun ujian nasional bukan penentu utama kelulusan saat ini. Namun siswa sangat antusias menyambutnya. Tentunya siswa berharap apa yang menjadi harapannya sebelum melaksanakan ujian akan menjadi kenyataan dengan memperoleh hasil yang memuaskan. Namun disini kita tidak akan membicarakan mengenai hasil ujian nasional namun kita akan sedikit mengulas mengenai hura-hura saat merayakan kelulusan.

Kelulusan merupakan hal yang ditunggu oleh semua pelajar setelah melaksanakan ujian, biasanya kelulusan identik dengan melakukan hura-hura, seperti corat-coret baju, dan konvoi kendaraan bermotor bahkan siswa SMP yang belum mempunai Surat Ijin Mengemudi pun ikut-ikutan melakukan konvoi. Memang kebahagiaan pelajar ketika mengetahui bahwa dia dinyatakan lulus sangat bahagia tanpa melihat hasilnya seperti apa, tapi ini dirasakan oleh sebagian pelajar saja. Memang banyak cara untuk mengekspresiakan kebahagiaan ketika lulus UN, jika ekspresi kebahgiaan mereka dilakukan dengan hal-hal yang positif tentunya tidak menjadi masalah, yang menjadi persoalan yakni mereka yang mengekspresikan kebahagiaan kelulusan dengan melakukan hal yang negatif. Hal itu tentunya akan merusak citra pendidikan di indonesia. Kegiatan yang identik dengan kelulusan di kalangan pelajar tentunya hura-hura, konvoi, corat-coret baju seragam sampai tembok sekolah pun menjadi sasaran tangan-tangan jail mereka. Konvoi yang dilakuakan para pelajar untuk mengekspresiakan kebahagiaan saat kelulusan UN tentunya hal yang dianggap kebiasaan bagi segelintir orang, padahal konvoi kelulusan tersebut tidak akan menguntungkan semua pihak baik guru, siswa, masyarakat, maupun orang tua. Konvoi akan membawa dampak negatif bagi lingkungan disekitaranya misalnya, akan mengganggu ketertiban lalu lintas, mengganggu keselamatan pengguna jalan, mengganggu masyarakat sekitar dengan suara bising dari kendaraan mereka, mengganggu ketertiban sosial, bahkan akan membahayakan nyawanya sendiri. Siswa SMP yang ikut-ikutan merayakan kelulusan dengan melakukan konvoi di jalan raya ini merupakan realita, yang diakibatakan mereka meniru pelajar ditingkat atasnya. Padahal seusia mereka belum mempunyai Surat Izin Mengemudi (SIM) tetapi oleh orang tuanya telah difasilitasi motor. Miris sekali melihat realita seperti itu bahkan dengan melakukan konvoi akan mengakibatkan penyimpangan social, konflik entah itu antar pelajar, dengan masyarakat sekitar ataupun dengan aparat kepolisian.

Jika kebiasaan buruk pelajar saat merayakan kelulusan tidak dikurangi sedikit demi sedikit tentunya akan membuat citra pendidikan di indonesia menjadi baik. Seperti yang terjadi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, banyak sekolah-sekolah yang melaksanakan kegiatan yang bermanfaat saat pengumuman kelulusan. Pihak sekolah bekerja sama dengan pengurus OSIS sekolah membuat suatu rangkaian kegiatan pelepasan atau wisuda bagi para siswa yang telah lulus dari sekolah tersebut dengan datang ke sekolah mengenakan pakaian adat jawa, dengan didampingi oleh orang tuannya masing-masing. Hal ini bisa mengurangi aktivitas negatif pelajar saat kelulusan. Selain itu bisa menambah pengetahuan tentang budaya daerah yang luhur dan patut untuk dilestarikan. Selain hal tersebut yang bisa dilakukan saat kelulusan bisa dengan mengumpulkan seragam untuk disumbangkan ke yang membutuhkan, selain itu bisa dengan melakukan bakti sosial ke panti asuhan, dan hal positif lain yang bisa dilakukan ketika merayakan kelulusan. Hal tersebut merupakan contoh kecil dari wujud kebahagiaan saat merayakan kelulusan agar penyimpangan sosial, tidak terjadi dan dapat menambah citra baik pendidikan di indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun