Tak kenal, maka tak sayang. Pepatah lama ini tidak lekang dimakan waktu. Pun dalam hal pemberitaan, diharapkan saling kenal, maka akan di peroleh fakta yang berimbang. Baru kemudian bisa membuat opini yang seimbang. Tidak berat sebelah.
Ini pula yang diharapkan dari acara Kompasiana Nangkring Bareng Puskom Kementrian PU 2014. Kompasianer kini adalah bagian penting dari masyarakat. Peranan ini pula yang mendorong terselenggaranya acara, agar Kementrian PU dan masyarakat semakin hangat.
Mengusung ide utama “membaca”, sangat wajar jika perpustakaan wajib hukumnya. Tidak terkecuali di lingkungan kementrian PU. Koleksi buku yang kaya pengetahuan teknik sumber daya air, jalan dan jembatan, permukiman dan perumahan, penataan ruang, konstruksi menjadi harta berharga.
Tentu sangat bermanfaat , jika masyarakat terutama pelajar bidang teknik bisa memanfaatkan koleksi perpustakaan ini. Tujuan utamanya adalah membumikan ilmu dan mencetak kader-kader teknik yang andal.
Seperti standar koleksi pada umumnya, sebuah perpustakaan biasanya juga mengoleksi jenis pustaka lain, seperti majalah, buku tua, atau jurnal-jurnal penelitian. Satu judul yang menarik dan harusnya di pajang di kaca depan perpustakaan kementrian PU, Sisi Lain 45 Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum.
Buku ini disusun oleh puskom PU, dengan maksud bahwa pembangunan infrastruktur Negara yang selama ini adalah tugas utama Kementrian PU, adalah satu kesatuan dengan dinamika kehidupan masyarakat dan alam.
Saya sangat setuju dan berharap buku ini bisa beredar luas. Ada di setiap perpustakaan Kementrian PU di setiap daerah, bahkan di semua perpustakaan umum dan daerah. Mengapa? Karena ini lah yang kemudian saya tangkap dari permasalahan pembangunan jalan tol Balikpapan – Samarinda.
Jalan tol Balikpapan – Samarinda mulai dikerjakan tahun 2010. Namun nyatanya kini infrastruktur yang diharapkan segera rampung justru tersendat-sendat dan menyisakan keluhan. Jalan tol sepanjang 90,22 km ini diharapkan selesai dalam lima paket pekerjaan. Akan tetapi masalah pembebasan lahan dan ijin alih fungsi hutan menjadi kendala utama pembangunan.
Jalan tol tersebut melintasi Taman Hutan Rakyat Bukit Soeharto sepanjang 24 kilometer dan 8 kilometer Hutan Lindung Sungai Manggar. Pembebasan lahan adalah masalah umum antara masyarakat ataupun pemilik usaha, yang lahannya harus diratakan demi pembangunan infrastruktur.
Tentu persoalan utamanya adalah uang. Perbedaan nilai lahan yang dipatok pemilik lahan dan nilai beli yang diharapkan menjadi kendala utama. Bahkan ujung-ujung timbul pula masalah pembayaran yang sangat terlambat diterima. Birokrasi urusan duit menjadi problema yang kadangkala membuat sukar pekerjaan mudah.
Disisi lain, peralihan fungsi hutan yang terpaksa harus dilalui rencana jalan tol menjadi perhatian cukup serius. Tidak hanya dinamika hubungan antara manusia dan segala aktifitasnya yang punya korelasi penting dengan pembangunan infrastruktur. Akan tetapi hutan juga harus mendapat tempat teratas untuk diperhatikan keberadaannya.
Hutan seharusnya bukan penghambat pembangunan, namun menyelamatkan pembangunan. Keindahan tersendiri. Tameng dan sumber kekuatan untuk kehidupan. Didalamnya juga ada dinamika kehidupan.
Sangat indah dirasakan jika kemudian pembangunan sarana dan prasana yang diimpikan mampu menjadi jembatan investasi daerah, penghubung bagi percepatan pembangunan wilayah akan berjalan beriringan dengan keberadaan hutan. Tidak hanya sekadar mengalih fungsikan sedikit lahan hutan untuk kepentingan infrastruktur, tetapi juga dapat merehabilitasi lahan yang tersisa menjadi lebih baik. Simbiosis mutualisme singkatnya.
Harapan masyarakat Kalimantan Timur juga besar bahwa proyek jalan tol Balikpapan – Samarinda ini segera rampung tanpa menyisakan masalah. Dari informasi terbaru, dikatakan bahwa progress pembangunan jalan tol ini, sesungguhnya sudah di tahap 50% dari total alokasi anggaran APBD. Semoga segera rampung dan member sumbangsih berharga bagi perkembangan daerah.
Sekali lagi saya sangat setuju, dengan buku Sisi Lain 45 Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum. Pembaca jadi tahu bahwa tugas berat sedang diemban dan butuh dukungan dari banyak pihak. Bahwa pekerjaan membangun, tidak hanya mengenai infrastruktur tanpa nyawa. Namun semuanya serba terhubung satu sama lain, demi mencapai kesejahteraan Indonesia di masa depan.
Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Timur Joko Setiono mengklaim progress pembangunan jalan tol tersebut, sebenarnya telah mencapai 50% dari total anggaran yang dialokasikan oleh APBD Kaltim - See more at: http://www.jurnas.com/news/99297/Proyek-Jalan-Tol-Kalimantan-Timur-Tersendat-2013/1/cat1/cat2#sthash.KfRdlQPi.dpuf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H