Saat tulang rusuk menjadi tulang punggung
Secara  anatomi, tulang rusuk atau iga (Latin: costae adalah tulang panjang yang melengkung dan membentuk rongga rusuk) yang berfungsi untuk melindungi dada (Latin: thorax), paru-paru, jantung, hati, dan organ dalam lainnya di rongga dada.
Namun kali ini tentu saja kita bukan berbicara tulang rusuk secara anatomis, tapi berbicara secara kiasannya, tulang rusuk yang kita bahas adalah seorang istri atau wanita. Saat seorang pria sudah menemukan pasangannya, maka dia akan berkata aku telah menemukan tulang rusukku. Dalam sebuah hadist disebutkan:
"Wanita itu diciptakan dari tulang rusuk, jika kamu meluruskannya, maka kamu mematahkannya. Jadi, berlemah lembutlah terhadapnya, maka kamu akan dapat hidup bersamanya." (HR. Al-Hakim (IV/174), dan ia menilainya shahih sesuai syarat Muslim, serta disetujui oleh adz-Dzahabi, Ibnu Hibban (no. 1308).
Jika berbicara tulang rusuk itu adalah wanita, dan Allah memerintah kan seorang suami untuk bersikap baik terhadap istrinya, jangan jadikan tulang rusuk itu sebagai tulang punggung, biarlah tulang rusuk itu tetap menjadi tulang rusuk dengan fungsinya melindungi jantung dan organ vital lainnya.
Maksud dari ungkapan tulang punggung sendiri yaitu seseorang yang berjuang untuk dapat menopang ekonomi keluarga dan membiayai keseluruhan kebutuhan keluarganya. Seharusnya tulang punggung sebuah keluarga adalah seorang laki-laki, yang dipanggil "suami" Oleh istrinya atau di panggil "ayah" Oleh anak-anaknya.
Fenomena sekarang banyak tulang rusuk terpaksa jadi tulang punggung, pada sebagian keluarga, wanita terpaksa bekerja karena ada suaminya tak mau bekerja. Tulang rusuk itu telah berperan ganda, menjadi istri, menjadi ibu, dan juga berperan sebagai pencari nafkah untuk keluarganya.
Kenapa wanita mengambil alih mengumpulkan rupiah?
Dari beberapa orang pekerja wanita yang Penulis jumpain sebagian wanita bekerja karena tuntutan karir, sebagian wanita bekerja karena menyalurkan hobi nya, namun ada juga sebagian wanita bekerja karena tak diberi nafkah lahiriah oleh kepala keluarga (suaminya). Pada kasus ini, si tulang rusuk mengeluh penghasilan yang di dapatkan tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga, tidak bisa mencukupi biaya pendidikan anak-anaknya karena sang tulang punggung keluarga "enggan" mencari nafkah. Jadilah tulang rusuk terpaksa menjadi tulang punggung, dengan peran ganda.
Banda Aceh, 19 Desember 2020
Penulis,
Ismuziani "ita"
