Aku berlari kearah taman, khawatir akan terjadi sesuatu antara perempuan separuh baya itu dengan anak perempuan nya.
Dari balik nurse station aku melihat, seorang perempuan separuh baya memakai seragam warna merah muda ( seragam untuk pasien di ruangan wanita RSJ Aceh ) bergandengan tangan dengan wanita muda berpakaian rapi menuju taman depan ruang rawatan. Tamannya terletak di depan ruangan tempat aku bertugas, wanita separuh baya itu pasien ruang rawat wanita yang berada di sebelah ruangan ku.
Di balik nurse stadion ruangan ku, aku melihat wanita muda itu, dan perempuan separuh baya yang menurut pandangan aku merupakan ibu kandungnya, duduk ber sisian di bangku taman.Â
Wanita muda itu menyuapi ibunya yang dirawat karena mengalami gangguan jiwa, aku melihat berkali kali wanita muda itu menyapu matanya dengan ujung kerudung, aku melihat kasih seorang anak dalam setiap butiran nasi yang di suap dengan tangan wanita muda ke mulut perempuan separuh baya tersebut.
Dari balik nurse station aku melihat dan merenung, masih ada anak yang berbakti pada ibunya, masih ada anak yang tidak lupa pada ibunya meskipun sang ibu mengalami gangguan jiwa.Â
Dan kemudian mataku menyaksikan Perempuan separuh baya itu, tiba-tiba marah pada wanita muda itu, aku melihat perempuan separuh baya tersebut menarik baju dan kerudung anak perempuannya. Aku berlari kearah taman, khawatir akan terjadi sesuatu antara perempuan separuh baya itu dengan anak perempuan nya.
" Ibu "Â Panggil ku pada wanita separuh baya itu
"Apa yang membuat ibu menarik narik pakaian anak ibu ini? " Tanyaku pada perempuan separuh baya itu.
" Dia memakai pakaian dan kerudung yang mahal, saya cuma pakai baju ini, saya mau juga suster baju dan kerudung seperti anak saya "Â Jawab perempuan separuh baya ini sambil terus menarik narik pakaian anak nya.
Aku mencoba menenangkan perempuan separuh baya ini, aku membujuk dan memberikannya penjelasan, menyadarkan nya bahwa dia sedang dalam rawatan, setelah sehat dan kembali ke rumah nanti dia boleh memakai pakaian seperti yang di pakai anaknya. Perempuan separuh baya ini mulai tenang setelah mendengar kan kata-kataku.
Dan tiba-tiba perempuan separuh baya didepanku memberikan  pilihan lain, katanya " Suster, kalau saya pakai sepatunya anak saya boleh Suster, sandal saya sudah putus, nanti kaki saya rusak Suster, Suster taukan, bahwa Syurga itu berada di bawah kaki ibu "