Kecamatan Sepaku saat ini yang merupakan satu kecamatan dengan Otorita IKN Nusantara yang di kembangkan adalah yang bisa menghasilkan pendapatan secara langsung dan untuk mendapatkan pendapatan untuk jangka pendek, kenapa harus ada pendapatan jangka pendek karena untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan membiayai kebutuhan pendidikan. Â
Pada awal transmigrasi komoditas yang dapat meningkatkan pendapatan ekonomi adalah komoditas lada ada (Piper nigrum L.) atau sahang merupakan salah satu komoditas perkebunan andalan Provinsi Kalimantan Timur, yang memegang peran strategis dalam perekonomian masyarakat di wilayah ini.Â
Walaupun dalam setahun 2 kali panen bagi petani di Sepaku dapat memberikan harapan untuk di kembangkan karena dapat memenuhi kebutuhan jangka panjang dan hasilnya sangat besar bila di bandingkan tidak menanam komoditas lada ini, selain lada petani juga berbagai macam komoditas yang dapat memberikan penghasilan harian seperti pisang, singkong, ubi jalar, talas, jagung, kedelai, kacang tanah seperti umumnya petani hortikultura dan palawija.
Kemakmuran saat harga tembuh seratus lima puluh ribu pada tahun 1998 yang bersamaan dengan krisis moneter di sebabkan karena menurunnya nilai mata uang rupiah saat itu juga tidak terkendali oleh pemerintah. Â
Saat itu komoditas lada buat kebutuhan ekspor sehingga menghasilkan pendapatang yang tertinggi, sebagai dampaknya adalah meningkatkan belanja modal dan bisa membeli kendaraan, membuat rumah yang lebih layak, meningkatkan Pendidikan, dampak social adalah mulai pengakuan oleh masarakat kota di Balikpapan dan Samarinda desa yang mulai di pandang karena kemampuan akan kesetaraan antar desa dan kota. Â
Selanjutnya dengan harga komoditas yang tidak stabil dan panen setahun 2 kali menjadi kurang di pilih oleh petani, kemudian dengan komoditas sawit yang di motori oleh plasma perusahaan PT. Agro Indomas di sambut dengan sangat baik oleh petani di Kecamatan Sepaku yang hingga saat ini mampu merubah taraf hidup di desa dengan mendapatkan income yang layak dan setiap mingguan bisa panen sawit, dengan masa tanam yang singkat 4 tahun sudah berbuah. Â Dengan lahan hasil transmigrasi seluas 2 ha mampu membiaya hidup, menempuh pendidikan keluarga yang cukup.
Komoditas lainya adalah salak, karet, sengon, jengkol, kelapa, pisang, aren, jeruk, durian juga menjadi komoditas yang di kembangkan dan komoditas tersebut mampu menjadi solusi pendapatan bagi masyarakan desa di Kecamatan Sepaku.
Berbeda dengan komoditas Kopi Liberika Sepaku yang setelah kami berikan nama karena mampu tumbuh, mampu bersaing dengan tanaman liar sampai saat ini di Sepaku belum bisa menyelesaikan masalah bagi masyarakat di Sepaku dari sisi pendapatan, dan Kopi Liberika Sepaku tidak menjadi prioritas untuk di kembangkan secara besar-besaran.
Kopi Liberika Sepaku di Otorita IKN Nusantara hanya sebatas untuk kebutuhan konsumsi keluarga dan kebutuhan pribadi ini pun bagi sedikit orang. Bahkan bagi masyarakat mengkonsumsi kopi lebih banyak membeli kopi bubuk di warung untuk hidangan jamuan tamu di rumah, karena di rasakan lebih praktis dan mudah di dapatkan dari pada harus memproses sendiri terlalu banyak effort.