Aku masih saja duduk termenung di kedai tua sebrang jalan.
Di temani dengan Kopi Hitam pertama ku malam ini.
Terasa hambar,bagaikan dua insan yang saling bertemu namun tak menyatu.
Membuat rindu yang tak pernah tergenapi terpaksa mengadu pada sunyinya malam.
Hati ini mulai meronta-ronta tak terkendali.
Seolah-olah memaksaku kembali mengingat senyummu yang mampu alihkan duniaku.
Dan seolah-olah memaksaku kembali mengingat parasmu yang mampu menundukkan pandanganku.
Sungguh aku sebenarnya tak pandai merangkai kata apalagi menggoreskan luka.
Dan bagaimana bisa aku menggoreskan luka.?
Sedangkan dirimu masih saja sebagai tema utama seorang wanita yang ku puja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H