Dan perlu disadari bahwa kekuatan organisasi terletak pada keberagamannya. Maka, ketika ada anggota yang didengar, dihargai, dan diberikan ruang untuk berkontribusi, mereka akan tumbuh menjadi motor penggerak yang solid. Dalam hal ini, seorang pimpinan bukan hanya sebagai pengambil keputusan, akan tetapi juga menjadi fasilitator yang mengelola energi arus bawah agar menjadi kekuatan kolektif yang konstruktif.
Belajar dari Arus Bawah
Tanpa adanya arus bawah (masyarakat atau anggota), suatu pimpinan tidak akan berarti apa-apa. Maka penting bagi seseorang yang memang dimandatkan untuk menjadi pimpinan agar dapat mengayomi.
Dalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa pada surat an-Naas mengandung ilmu tentang bagaimana memimpin masyarakat atau kelompok, atau bagaimana bersikap kepada orang lain.
Manakah yang harus didahulukan? sebagaimana urutan ayatnya, adalah mengayomi (Robbin Naas), lalu kalau terpaksa baru memakai kekuasaan (Malikin Naas), dan jika terpaksa lagi baru menggunakan kekuatan (Ilahin Naas).
Pekalongan, 6 Desember 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H