Mohon tunggu...
ismiyatihidayah
ismiyatihidayah Mohon Tunggu... Ahli Gizi - UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL

SAYA ISMIYATI HIDAYAH

Selanjutnya

Tutup

Analisis

fenomena aplikasi penjualan online dan tingginya beban admin platform aplikasi

29 Desember 2024   18:56 Diperbarui: 29 Desember 2024   18:56 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

fenomena aplikasi penjualan online dan tingginya beban admin platform aplikasi

Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan seperti halnya dalam dunia perdagangan. Salah satu inovasi dalam dunia penjualan yaitu munculnya aplikasi seperti shoppe, tiktokshop, tokopedia dll. Dengan munculnya berbagai aplikasi penjualan sangat memudahkan konsumen untuk mengakses produk lebih mudah dengan hanya berselancar menggunakan media sosial. Namun di balik kemudahan tersebut, muncul isu yang mejadi masalah kepada seller terkait tingginya biaya admin yang dibebankan seller. Padahal penjual dituntut untuk mengikuti zaman namun malah terkendala potongan admin yang tinggi dan penjual harus mengikuti program-program yang di adakan aplikasi supaya toko penjualan meningkat.

            Aplikasi penjualan online mendapatkan popularitas peringkat yang luar biasa karena menawarkan berbagai manfaat. Konsumen senang menikmati kenyamanan berbelanja dari rumah tanpa keluar panas-panas. Di permudah lagi dengan fitur pembayaran yang dimana setiap konsumen memiliki kesukaan tersendiri ada yang menyukai pembayaran cash on delivery dan adapula yang menyukai pembayaran virtual transfer. Sementara itu, penjual melihat fasilitas aplikasi ini merupakan sarana yang efektif karena penjual tidak perlu menyewa ruko tetapi bisa berjualan dari rumah hanya bermodalkan internet dan ilmu marketing.

            Namun, bisnis penjualan online dibebankan biaya admin yang tinggi yang dibebankan oleh penjual. Biaya tersebut seringkali menjadi sumber pendapatan utama bagi platform. Selain iklan berbayar yang ditawarkan kepada penjual untuk meningkatkan penjualan produk ditokonya juga banyak fitur-fitur yang harus diikuti penjual seperti fitur gratis ongkir. Fitur gratis ongkir juga ada potongan biaya admin tersendiri. Namun apabila toko tidak mendaftarkan program gratis ongkir maka pembeli kurang tertarik mengunjungi toko.

            Dampak dari tingginya biaya admin sangat beragam seperti penurunan margin keuntungan penjual. Terutama Umkm sering menghadapi penurunan margin karena keuntungan sebagian mereka tergerus oleh biaya admin aplikasi. Hal ini menyebabkan mereka kesulitan untuk bersaing dengan penjual besar yang mampu menawarkan harga lebih murah di toko aplikasi. Harga jual yang tinggi untuk mengimbangi biaya admin beberapa penjual melakukan strategi itu. Namun stategi ini malah membuat produk mereka kurang kompetitif di mata konsumen.

            Penjual bersaing tidak hanya dengan seller yang lain namun saingannya lagi melainkan pabrik langsung yang dimana pabrik turun langsung menjualkan produknya ke pasar konsumen dengan harga yang lebih murah. Akhirnya banyak agen maupun distributor bahkan sekelas resseler mereka merasa putus asa karna pabrik langsung turun ke pasar online dengan harga yang murah.

            Dengan di dominasi pasar oleh aplikasi penjualan online, banyak penjual merasa kesusahan untuk endapatkan pembeli di luar platform. Protes dari pengguna konsumen juga mengeluhkan terkait tingginya biaya tambahan seperti ongkos kirim yang tidak sepenuhnya di tanggung platform dan biaya layanan pengiriman COD yang tinggi. Hal ini menimbulkan keresahan terutama di kalangan pembeli daya beli terbatas.

            Aplikasi penjualan online sangat memberikan manfaat namun pada kenyataannya ada dampak negatifnya yaitu pemerintah masih kurangnya penjagaan yang dimana masih banyak seller luar negeri yang masuk ke indonesia dengan menjual produk dengan harga yang lebih murah. harusnya pihak pemerintah bisa menyaring produk luar negeri yang masuk supaya produk UMKM bisa maju dan berkembang di pasar dunia. Terlihat konsumen juga banyak yang menyukai produk dari luar negeri karena meeka merasa harga lebih murah. Pada kenyataannya peristiwa tersebut bisa mematikan perekonomian indonesia sendiri karena banyak UMKM dalam negeri yang produknya kurang terjual.

            Pada kenyataannya pemerintah masih minim dalam menyelesaikan persoalan ini. Harusnya memajukan perekonomian rakyatnya tetapi masih belum ada tanggapan terkait masih banyaknya penjual luar negeri yang menyelundup ke indonesia. Apabila pemerintah masih belum sadar persoalan ini maka dapat mengancam dunia perekonomian karena UMKM sendiri banyak yang punya potensi tetapi malah tidak didukung.

            Solusi untuk mengatasi hal ini dapat di pertimbangkan oleh berbagai pihak yaitu terkait memberikan regulasi biaya admin yang dimana pemerintah dapat mengatur batas maksimal biaya admin yang dapat diberikan oleh platform untuk melindungi pelaku UMKM dan konsumen. Selanjutnya transparansi biaya banyak penjual mengalami kerugian yang dimana saldo penjual ketahan dan berkurang tetapi kurang transparan dalam menunjukkan rincian biaya kepada pengguna.

           

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun