Ismit G. Abdullah
Sebuah karya kecil Juan Linz  yg berjudul " the breakdown of democratic ragimes"  buku yg terbit ditahu 1978 itu menyoroti peran politikus, menunjukan  bagaimana perilaku mereka memperkuat atau mengancam demokrasi.
Menoropong apa yang dikatan oleh Juan Linz diatas, tentu mempersempit ruang-ruang demokrasi, mengapa demikian? Karena pada asasnya perilaku para politikus itulah yang menjadi biang utama pengacau demokrasi.
Kita bisa melihat fenomenologi demokrasi hari ini, bahwa ketika kekuasaan dipegang oleh penguasa, semua sektor dapat ditelanjangi (Bier Life) dengan legitimasi kekuasaanya. Pada akhirnya kesadaran atas kebenaran itu pun hilang, karena takut atas kehilangan jabatan. Maka kebebasan atas nama manusia dicekam otoritas kekuasaan.
Tidak ada ruang demokrasi murni, jika praktek para politikus lebih mengendepankan kepentingan personal ketimbang kepentingan banyak orang, itu artinya demokrasi telah mati ditangan oligarki.
Lalu apakah kita masih bisa menyampaikan aspirasi sesuai asas demokrasi? Kemungkinanya agak sulit, tapi kesadaran untuk mempertanggung jawabkan kemurnian intelektual, maka kita menjadi bagian dari memperjuangkan kebenaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H