Mohon tunggu...
Ismir Dianto
Ismir Dianto Mohon Tunggu... -

calm..,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Imam Mahdi Untuk Indonesia

12 Februari 2012   10:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:45 1689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Imam mahdi dalam keyakinan islam (baik sunni maupun syiah), messias bagi yahudi dan nasrani, serta ratu adil bagi Indonesia adalah sebuah wacana romantisme kerinduan masyarakat dunia kepada sosok tokoh kepemimpinan atau imam yang akan datang kembali mengarahkan jalan manusia dalam wilayah kehidupan spiritual maupun kehidupan duniawi, bersandar pada norma – norma skriptual (kitab suci) menuju keteraturan social. Sosok ini adalah figure yang dianggap dapat merubah secara cepat (revolusioner) pola kehidupan jahiliyah kontemporer yang penuh dengan kemungkaran, menjadi kehidupan ideal berorientasi humanis dalam konteks agama, solusi bagi perpecahan umat, dan selalu berada dalam barisan rakyat yang tertindas melawan pola pemerintahan yang korup, lalim dan zolim, dengan akhir segalanya kepada kemenangan abadi (surga). Inilah wacana kemunculan figure imam mahdi yang diwartakan tersirat dianggap sebagai juru selamat umat manusia di penghujung zaman. Tidak berhenti disitu, figure yang bersembunyi dalam kalam illahi ini pun diyakini memiliki tugas akhir yang berat untuk meruntuhkan kerajaan dajjal sebagai prototype atau cetak biru segala bentuk kejahatan, dengan kamuflase tawaran kehidupan dunia yang menggiurkan.

Imam mahdi dalam dialektis sejarah bukan tidak pernah berkesempatan turun dikehidupan didunia, ada mirza ghulam ahmad yang diyakini pengikutnya sebagai imam mahdi yang lahir di India, sebagai tokoh yang memberikan tawaran alternative pertikaian konflik antara imperialisme inggris dengan warga India, Pada akhirnya melahirkan sekte agama islam ahmadiyah. Bahkan di negara tersebut diyakini lahir bukan satu tapi dua imam mahdi sekaligus serta dua kelompok berlainan pula yang membaiatnya, guru nanak dari golongan hindu Punjab, yang terakhir ini melahirkan faham sikh dengan persatuan umat sebagai latar belakangnya munculnya. Di sudan pada abad 19 juga imam mahdi pernah diyakini turun untuk menyadarkan umat lagi-lagi melawan imperialisme inggris. Jauh di kawasan afrika utara juga ada ibnu tumar yangmendapat giliran dikultuskan sebagai ratu adil tersebut. Tapi, tampaknya imam mahdi paling ‘senang’ bereikernasi turun di Negara kita yang tercinta ini, Indonesia. Pada sekitar pertengahan tahun 1986 di desa kumuh di tanggerang, jawa barat, lahir ratu adil yang dijanjikan namanya muhadi alias Ahmadi, ia membangun tempat ibadah seluas 2.500 m2 yang disebut Masjid Seribu Pintu. Konon pekerjaan pembangunan masjid tersebut dilakukan sang imam dengan dibantu para makhluk bersorban, yang turun dari langit. Ada pula imam mahdi yaitu pemimpin dari golongan islam jamaah imam haji Nurhasan Al-Ubaidah Lubis Amir dari Burengan, kediri, Jawa timur sekitar tahun 80-an. Ada peristiwa pemberontakan cilegon (1888), peristiwa Gendengan (1904), gerakan Darmojoyo (1907), kasus Entong Gendut di Condet (1916), dan peristiwa lainnya yang dianggap ada campur tangan tokoh ratu adil atau imam mahdi tadi dalam prosesi skenarionya. Bahkan pangeran dipenogoro, bung karno, dan jendral soeharto juga pernah dianggap sebagai fenomena kedatangan ratu adil tersebut di negeri ini. Tapi, semuanya hilang sebelum Negara ini benar benar makmur. Tidak juga berhenti sampai disitu, masih segar dalam benak kita Lia Eden dengan kerajaan syurganya mendakwai dirinya sebagai imam mahdi, instrumennya adalah pengintegerasian kelima agama dalam satu wadah. Tapi, yang jelas pemerintah seharusnya merasa tercoreng fungsionarisnya yang gagal, sebagai mediasi kerukunan lintas umat sehingga melahirkan gerakan sempalan tersebut, ada mozhadek berikutnya, dan imam mahdi lainya yangtak pernah berhenti lahir ke bumi Indonesia ini.

Selesai? Tidak, justru kelahiran imam mahdi disuatu golongan yang turun atas nama perdamaian, keadilan, dan kebenaran justru membuat ‘gerah’ golongan yang lainya. Atas namasemangat kebersamaan, solidaritas kelompok, keberadaan, dan imam mahdi lainnya, terbenak musnah kan dajjal yang licik yang pandai menyamar tersebut, kasarnya adalah pengkafiran. Dalam kitab suci Al’quran tidak ada satupun ayat yang tersirat bahkan tersurat yang menyinggung tentang kedatangan tokoh tersebut. jika tokoh tersebut akan hadir di sini, Indonesia sendiri banyak gerakan asli lahir dalam ruh keindonesiaan maupun gerakan-gerakan transnasional yang bekembang, yang semuanya berjuang diatas kiblat kebenaran menuju masyarakat madani yang makmur, semuanya meyakini kewartaan turunnya imam tersebut. permasalahnya adakah kelompok yang lainnya menerima bahwa kebenaran imam mahdi tersebut lahir disalah-satu kelompok tersebut jika itu suatu figur? memaknai secara difinitif ketimbang secara mistis jadikan keyakinan imam mahdi sendiri adalah sebuah tatanan system dan struktur masyarakat harmonis yang diimpikan untuk direalisasikan daripada meyakini sebagai tokoh yang bisa menimbulkan benih perpecahan, kecurigaan yang justru menimbulkan penyakit hati dalam tubuh kita sendiri.

Melalui pendekatan struktur bahwasanya pasti pola yang menyebabkan kedatangan imam mahdi tersebut adalah segala bentuk perlawanan - perlawanan kepada system dan struktur yang selalu menzolimi dan menindas rakyat. Atau rangsangan dari ketidak berhasilan elite penguasa dan pemerintah untuk bersikap adil, karena banyak terjadi perselisihan dan konflik antar agama, etnis, atau pun golongan. Pemerintah seharusnya bisa belajar untuk dirinya dari fenomena kelahiran imam mahdi tersebut, sebagai bentuk ketidak berhasilan fungsinya untuk mengangkat martabat kemanusiaan.  atau seperti ini, bagian dari logika Cartesian yang harus menjadi cermin diri elite penguasa dan pemerintah  '"karena justru kebenaran menjadi eksis ketika kejahatan tersebut ada", bagai membenarkan kelahiran sang ratu adil tersebut. Imam mahdi tidak akan berhenti lahir di kondisi kebatilan social, ekonomi dan budaya pemerintahan politik Negara kita. karena ia akan selalu lahir untuk kebenaran dan menghancurkan kebatilan, sang ratu adil akan selalu ada di Indonesia selama pemimpin yang korup masih duduk di sopir pemerintahan. Memberangus imam mahdi palsu dengan keculasan lidahnya yang mendakwai dirinya agar bisa duduk di sebagai wakil-wakil rakyat, lebih parahnya sang dajjal tadi piawai menyerupai sang imam di tengah – tengah spritualnya mencoba menodai agama dengan kepentingan dan hasrat dirinya berupa gegap gempita kesenangan materialis. Yakinlah bahwa dajjal akan benar – benar terlihat ketika kita semua menjadi imam mahdi untuk diri sendiri karena imam tersebut harus dihindari dari kesan mistis yang memudarkan keimanan, tapi mulailah berawal dari kita, jemput dan ciptakan dari diri kita sebagai imam tersebut minimal untuk diri sendiri semua tanpa terkecuali, bukankah semua manusia itu diciptakan sebagai pemimpin?

Ismir di

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun