Mohon tunggu...
Ismi Noor
Ismi Noor Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik 2020, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Keluarga adalah hal yang utama di dunia dan akhirat adalah tanggung jawab diri dengan sang pencipta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Islam dalam Budaya Politik hingga Pemilu

6 Mei 2023   00:34 Diperbarui: 6 Mei 2023   00:36 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seperti yang telah diketahui bahwa, tujuh presiden Indonesia merupakan tokoh-tokoh yang menganut ajaran agama Islam. Apabila melihat sejarah tersebut maka muncul pertanyaan; apakah hanya agama Islam yang menjadi suatu hal yang wajar dalam kepemimpinan yang ada di Indonesia? sebagai pengingat, bahwa Indonesia sendiri merupakan sebuah negara yang memiliki banyak keberagaman yang bahkan didukung oleh adanya "Bhineka Tunggal Ika", keberagaman tersebut berkaitan juga dengan adanya enam agama yang telah diakui di Indonesia, lalu mengapa ke-tujuh presiden Indonesia hanya seorang muslim dan apakah hal tersebut merupakan budaya poilitik? 

Pertanyaan tersebut mungkin akan terjawab apabila melihat indeks penduduk Indonesia yang menganut agama Islam pada laman resmi republik Indonesia yakni tercatat sebanyak 87,2% dari sekitar 281 juta jiwa. Namun, meski begitu apakah lagi-lagi hanya Islam yang mampu menjadi pemimpin di Indonesia? berdasarkan perspektif Huntington dalam bukunya yang berjudul "The clash of civilizations and the remaking of world order", perbedaan yang ada dapat menjadi sebuah faktor dari adanya benturan peradaban dalam suatu negara. Namun, melihat sejarah kepemimpinan Indonesia ternyata perbedaan yang ada justru menjadi sebuah hal yang sudah biasa terjadi dan tidak mengalami sebuah benturan yang besar.

Meski begitu, Indonesia juga memiliki sejarah konflik akibat adanya perbedaan. Contoh yang belum lama terjadi yakni ketika Basuki Tjahaja Purnama atau yang sering dikenal sebagai Ahok menjadi Calon Gubernur (CAGUB) DKI Jakarta pada tahun 2017, pada saat itu terjadi ketegangan akibat perbedaan agama serta kesalahan yang dibuat olehnya dianggap menistakan agama. Hal itu menjadi contoh yang unik dalam sejarah kepempinan pada tingkatan Gubernur.

Bahkan, ketika hal tersebut terjadi banyak masyarakat yang saling berdebat hingga menimbulkan gerakan-gerakan Islam yang membela agamanya yang dianggap telah dinistakan oleh Ahok. Maka dari itu, singkatnya umat Islam yang ada di Indonesia sudah jelas sangat berpengaruh terhadap tatanan negara Indonesia dan tidak menutup kemungkinan bahwa suara umat Islam dalam PEMILU juga besar pengaruhnya. Karena hal itu, pada akhirnya secara nyata Islam telah memberikan efek panjang terhadap kampanye-kampanye politik yang tidak jauh lagi dari adanya visi dan misi yang berkaitan dengan umat Islam. Melihat kejadian tersebut, menandakan bahwa perspektif Huntington yang mengatakan perbedaan itu adalah faktor dari terjadinya benturan perlu diakui kebenarannya.

Singkatnya, perbedaan yang ada di Indonesia selalu akan ada dan tidak akan pernah hilang. Maka dengan ini, seharusnya benturan peradaban dalam negara Indonesia dampaknya tidak akan terlalu besar meskipun terdapat benturan kecil diantara perbedaan yang ada. Hal tersebut sekaligus menjawab bahwa Islam merupakan bagian dari terwujudnya budaya politik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun