Apakah teman-teman disini termasuk orang-orang yang mendambakan transaksi berbasiskan teknologi? Yap, dengan semakin berkembangnya kecanggihan dari gawai yang kalian genggam, seribu satu hal kini bisa kalian lakukan.Â
Termasuk melakukan transaksi. Membayar sesuatu hanya dengan menyematkan angka-angka berupa digit digital atau scanning QR code sudah bukan sebuah mimpi di tengah siang bolong.
Melainkan kini menjadi sebuah hegemoni yang membudaya di tengah-tengah masyarakat. Baik konsumen maupun produsen, penjual maupun pembeli ramai-ramai untuk memulai sebuah persepsi baru yang muncul di era digital.Â
Sehingga di tengah-tengah masyarakat mucul golongan yang sering disebut sebagai cashless society...
Fenomena Cashless Society, Serta Dampaknya Bagi PerekonomianÂ
Dari situs Finansialku.com, sedikit banyak saya mengerti mengenai fenomena cashless society. Masyarakat lebih mengutamakan dan mengedepankan proses transaksi berbasiskan teknologi yang memanfaatkan perangkat mobile phone yang kini telah digenggam oleh hampir setiap tangan manusia.Â
Orientasi tersebut terus berakselerasi setelah pandemi Covid-19 mengintervensi kehidupan manusia selama satu tahun terakhir. Dengan adanya sistem pembayaran seperti ini, maka sentuhan yang mengakibatkan adanya risiko penularan dapat diminamilisir dengan sangat optimal.Â
Hasil survey menunjukkan bahwasannya 6 dari 10 masyarakat di Indonesia kini mengurangi uang tunai dalam dompet mereka dan beralih ke pembayaran cashless.Â
Hal itu sebagai akibat adanya pendemi covid-19 sehingga membuat semua pihak harus mengambil langlah preventif di segala aspek, termasuk dalam segi transaksi.Â
Fasilitas cashless mampu menjalankan perannya dengan cukup baik sebagai solusi bertransaksi di tengah pandemi. Akan tetapi bagaimanakah dampak fasilitas ini terhadap perekonomian Indonesia??