Dalam haditsnya yang diriwayatkan Sayyidah Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda:
"Aku pernah mendengar Rasulullah SAW pernah berkata bahwa Nabi SAW melihat Abdurrahman bin 'Auf masuk surga dalam keadaan merangkak."
Sabda nabi tersebut kembali dikisahkan oleh wanita yang mulia Sayyidah Aisyah RA, sesaat setelah rombongan kafilah dagang milik Abdurrahman bin 'Auf yang terdiri dari 700 ekor kuda terbaik datang ke Kota Madinah.
Abdurrahman bin 'Auf, adalah salah satu sahabat nabi dengan harta kekayaan yang sangat luar biasa. Bahkan harta kekayaannya diyakini telah melampaui tokoh pebisnis sukses di dunia saat ini. Akan tetapi di balik kekayaannya tersebut tidak ada tersirat dalam hati beliau untuk ingkar dan diperbudak oleh harta hasil kerja kerasnya.
Sifat dermawan seakan telah tertanam dalam hati, bersemai dalam jiwa, dan terimplementasikan dalam perbuatan. Bahkan bukan hanya perbuatan, melainkan bertransformasi menjadi sebuah kebiasaan  hingga membudaya dalam kehidupannya.Â
Harta yang sangat banyak tidak membuatnya berpaling dari keesaan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Kebiasaannya dalam berbagi kepada sesama, meningkatkan kemulian dalam kepribadiannya jauh melampaui hartanya.
Kisah Abdurrahman bin 'Auf sebenarnya adalah sebuah kisah yang tersemat dalam sejarah dan sangat menginspiratif. Sayangnya tidak banyak orang tahu akan hal tersebut dan lebih terinspirasi oleh tokoh-tokoh sukses di era modern dengan berbagai inovasi di bidang start-up, teknologi, serta revolusi industri 4.0.
Padahal kiat-kiat yang diimplementasikan oleh Abdurrahman bin 'Auf dalam mencapai puncak kesukesannya saya kira sangatlah universal. Kisahnya pun jauh lebih heroik dibandingkan dongeng-dongeng serta cerita orang-orang sukses yang difilmkan.
Pada saat itu, Abdurrahman bin 'Auf tiba di Kota Madinah setelah menempuh perjalanan jauh dari Kota Mekkah. Keimanan dalam diri menjadi pondasi terkuat keberaniannya dalam mempertaruhkan kehidupan serta menanggalkan hartanya yang ia tinggalkan di kota asal. Beliau jatuh miskin dan datang ke Kota Madinah hanya bermodalkan seutas kain sebagai pakaian yang melindungi tubuhnya dari teriknya matahari di tengah gurun pasir.
Namun kondisinya yang seketika menjadi fakir tidak semata mematikan jiwa bisnis yang sudah mengakar dalam kepribadiannya. Justru keadaan inilah yang dijadikan sebagai kesempatan untuk meniti kembali peluang yang baru.
Salah seorang saudagar kaya Madinah sempat menawarkan sebagian harta miliknya untuk diberikan kepada beliau. Akan tetapi Abdurrahman bin 'Auf menolaknya dan hanya mengajukan satu pertanyaan yakni, "tunjukkan kepada saya di mana letak pasar." Nah disinilah petualangan nan inspiratif itu pun dimulai..... Hanya selang beberapa bulan saja, Abdurrahman bin 'Auf dapat menjelma menjadi orang terkaya nomor 3 di Madinah. Kok bisa!!....