[caption id="attachment_196642" align="alignleft" width="300" caption="Kembang Wera (1) - dokumentasi pribadi"][/caption] Malvaviscus arboreus adalah spesies tanaman yang dikenal dengan berbagai nama lokal seperti Pucuk Cabe, Kembang Wera atau Kembang Sepatu Kuncup, merupakan tanaman yang hidup liar dan dapat ditemukan di berbagai tempat di Indonesia. Tanaman ini merupakan spesies asli Meksiko, sebuah negara yang terletak di bagian utara Benua Amerika yang beriklim tropis dengan rentang suhu 17'-28'C. Didukung iklim tropis Indonesia serta daerah Jawa Barat yang memiliki suhu 21' - 30,4' C, Â Malvaviscus arboreus tumbuh subur dan sering ditemukan di berbagai lahan. Di dalam bunganya, tepatnya di bagian pangkal mahkotanya yang berwarna merah ini, terdapat nektar berupa cairan bening kekuningan yang dapat kita cicipi dengan cara melepas mahkota bunga dari kelopaknya yang berwarna hijau. Nektar ini seperti kita ketahui adalah bahan dasar yang digunakan oleh lebah atau tawon untuk membuat madu, umumnya nektar Malvaviscus arboreus dimanfaatkan oleh burung jenis Kolibri, kupu-kupu serta semut sebagai sumber makanannya. [caption id="attachment_196643" align="alignright" width="300" caption="Kembang Wera (2) - dokumentasi pribadi"]
[/caption] Beberapa penelitian terkait nektar pada Malvaviscus arboreus menyebutkan bahwa sejumlah mikroba yang terkandung dalam nektarnya, menjadikan nektar Malvaviscus arboreus bermanfaat bagi makhluk hidup lain, dikarenakan fungsi utama mikroba itu sendiri adalah memecah molekul kompleks dalam nektar menjadi molekul sederhana yang bermanfaat dan oleh karenanya nektar ini dapat digunakan makhluk hidup lain. Keistimewaan lain dari tanaman ini adalah lama hidupnya yang lebih dari setahun bahkan dua tahun, sehingga tanaman ini dikenal sebagai tanaman
perennial atau tanaman yang selalu ada sepanjang tahunnya. Selain itu, tanaman ini tumbuh di tempat-tempat teduh atau sinar matahari yang tidak terik, dalam beberapa penelitian telah disebutkan bahwasanya dengan keadaan tempat tumbuhnya di daerah yang kurang sinar matahari, tanaman liar ini mampu menghasilkan jumlah O2 yang tinggi dibanding beberapa tanaman lain yang juga hidup di tempat teduh. Selain itu karena tanaman ini termasuk tanaman yang tumbuh liar, maka tidak dibutuhkan penyiraman rutin untuk merawat tanaman ini, hanya dengan kondisi tanah yang subur tanaman ini dapat tumbuh dengan baik. Dengan adanya pengetahuan mengenai Malvaviscus arboreus yang tumbuh dengan liar, namun memiliki berbagai keistimewaan dari nektarnya dan produksi gas oksigennya, semoga kita terpacu untuk menjaga kelestarian alam sekitar khususnya menjaga kondisi tanah agar tetap subur sehingga tumbuhan liar yang bermanfaat di sekitar kita tetap dapat hidup dengan baik dan keseimbangan alam tetap terjaga dari kepunahan makhluk hidup, serta oksigen di alam ini tetap tersedia bagi kita sebagai penghuninya. (Ismi Istiqomah Ruhyati – Jurusan Biologi Universitas Padjadjaran) Dimuat di Harian Pakuan Raya Bogor - edisi Sabtu 23 Juni 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Nature Selengkapnya