Mohon tunggu...
Humaniora

Bakti Sosial 2015

13 Januari 2016   06:50 Diperbarui: 13 Januari 2016   14:10 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pengalaman bakti sosial 2015

Sosiolgi. Ya, ini tugas sosiologi, lagi. Tugas kali ini kami disuruh membuat pengalaman bakti sosial dalam rangka remedial UAS sosiologi. Yey, terima kasih bapak, yang sudah memberikan kami tugas ini. Actually, saya gak remedial. Tapi karena 98% siswa-siswi di kelas saya remedial, maka gak seru rasanya jika saya berdiam diri saja tanpa membantu mereka.

Langkah pertama yang kami lakukan adalah penyusunan panitia/seksi bidang. Saya sendiri memilih sebagai panitia/seksi games.

Tugas seksi games adalah membuat dan menyusun games. Tidak hanya membuat games, tetapi kami juga menyiapkan properti games, dan juga hadiah hadiah bagi para pemenang nanti. Tidak hanya panitia games yang sibuk. Masih banyak panitia panitia dalam bidang lain. Seperti seksi hiburan, seksi seksi dokumentasi, seksi keamanan, seksi konsumsi, dll. Kami semua bekerja sama menyiapkan yang terbaik agar acara yang akan kami laksanakan berjalan dengan lancar. H-4, kami semua rapat dan berdiskusi menyusun panitia juga membagi tugas. H-3, kami men-survey panti-panti asuhan terdekat.

Team survey menemukan 3 panti asuhan di sekitar daerah kami. Setelah bermusyawarah dan mengambil vote, kami memilih salah satu panti asuhan di daerah jati kramat. Sebuah panti asuhan gaya modern namun simple. Nama panti asuhan tsb adalah “panti asuhan putra, Abdul Rahim Ketait”. H-2 kami, seksi games pergi membeli hadiah untuk pemenang games. Kami pergi ke pondok gede plaza, setelah kesana-kemari menghampiri toko-toko, kami blm menemukan barang yang menurut kami cocok. Tanpa berlarut-larut, kami pergi ke sebuah toko mainan di daerah sumir. Kami membeli beberapa kotak pensil dan binder. Kemudian kami bersama membungkus membalutnya dengan kertas kopi berwarna coklat dengan rapih. Sampai hari itu, kami masih belum juga menentukan games yang akan di perlombakan kelak. Kami saling bertukar pikiran, namun banyak sekali kendala.

Mulai dari voting games, pembagian tugas untuk membuat properti games, ada yang malas malasan. Mereka lebih mementingkan ego masing-masing daripada kerja sama. Tapi untung nya ada seorang guru yang bijaksana, adil, beliau memberi masukan juga saran. Beliau penasehat kami ketika kami salah. Beliau memang dikenal sebagai guru killer yang memberikan kami tugas paling banyak dibanding guru-guru lain. Namun dibalik itu semua, beliau care, beliau peduli sama murid-muridnya. Akhirnya kami memutuskan game yang akan di perlombakan. Games yang kami perlombakan adalah tipe games kotor. Selain menggunakan air, kami juga menggunakan tepung. Games ini dipermainkan outdoor. Tetapi untuk berjaga-jaga jikalau hujan, kami juga membuat 3 game indoor. Panti asuhan yang akan kami kunjungi jumlah anak nya hanya sedikit. Kurang lebih 15orang anak. Jadi kami tidak banyak membuat game juga hadiahnya. Karena itu juga, kami membuat semua game menjadu game berkelompok. Kami tidak hanya menilai ketepatan dan kecepatan saja. Tapi juga dari kerja sama kelompok.

Dresscode kami adalah hitam. Kami juga membuat beberapa peraturan sederhana untuk para panitia. Yaitu, dilarang berkata kasar pada saat acara berlangsung, harus menggunakan bahasa sopan, dilarang memanggil dengan sebutan gua/elu, sesama panitia diwajibkan memanggil dengan sebutan ‘kakak’. Keesokan hari, kami berkumpul d sekolah pada pukul 8 pagi. Namun banyak yang terlambat. Pada pukul 9, kami berangkat bersama-sama ke panti. Sesampainya disana, kami disambut manis oleh kepala panti dan juga anak-anak panti. Senyuman merekae membuat kami semakin semangat melaksanakan acara ini. Sebelum memulai acara, kami para panitia berdoa bersama agar acara ini dapat berjalan dengan lancar.

Acara dibuka dengan sambutan oleh kepala panti. Beliau mengucapkan banyak terima kasih telah mengunjungi panti nya. Lalu sambutan dari ketua panitia. Dan dilanjutkan dengan perkenalan satu persatu anak panti. Rata rata dari mereka masih SD sampai SMP. Tidak kalah, kami pun memperkenalkan diri satu per satu. Sebelum ke acara inti, ketua panti memimpin berdoa agar acara terlaksana dengan lancar. Pukul 11 siang, kami mulai bermain games. Games yang pertama adalah estafet kelereng. Para peserta membentuk kelompok 3-4orang, kemudian menggiring kelereng sampai ke garis fimish menggunakan properti yang telah disediakan. Bagi kelompok yang sampai garis finish lebih dulu akan mendapat poin tertinggi. Games yang kedua adalah, estafet terigu menggunakan gelas yg diikat di kepala. Seperti games pertama, kelompok yang sampai ke garis finish lebih awal, mendapat poin tertinggi. Games yang ketiga dan terakhir adalah memindahkan air dalam gelas aqua dengan tali. Pada game ini lebih membutuhkan kerja sama tim. Kalau tidak kompak, maka gelas akan terjatuh dan harus memulai dari awal kembali.

Setelah semua games dimainkan, juri akan mengakumulasikan poin-poin yang diperoleh tiap kelompok. Kelompok dengan poin tertinggi lah yang akan menjadi pemenang. Games selesai pada pukul 12 siang. Kami semua melakukan isoma. Setelah semua melakukan istirahat dan sholat, kami makan bersama. Doa makan dipimpin oleh kepala panti, betapa bahagianya melihat anak-anak itu makan dengan lahap. Kami melanjutkan acara sehabis makan bersama. Yaitu pengumuman pemenang dan pembagian hadiah. Anak-anak ini pun bersorak kesenangan. Kami juga mengadakan beberapa quis sederhana bagi mereka yang belum mendapat hadiah. Selesai itu, kami menampilkan persembahan lagu dari teman-teman kelas kami. Kami juga mengajak anak-anak yatim bernyanyi bersama. Sebelum menutup acara, kami berfoto bersama dengan anak-anak dan juga keluarga pemilik panti asuhan.

Selepas berfoto, wali kelas kami memberikan sumbangan yang kami kumpulkan berupa buku pelajaran dan alat tulis. Wali kelas kami menyerahkan nya kepada kepala panti. Beliau sangat berterima kasih atas kedatangan kami, kami juga meminta maaf yang sebesar besarnya bila ada kekurangan atau salah kata. Sebelum kami pulang, kami seluruh panitia bekerja sama membersihkan panti. Bagi saya, ini adalah pengalaman yang menyenangkan. Dan ini juga kunjungan pertama saya ke panti asuhan. Betapa bahagianya melihat mereka tersenyum tanpa beban. Senyuman mereka menunjukan bahwa mereka kuat. Mereka sanggup menjalani hidup walau mereka tak punya orang tua. Saya banyak belajar dari mereka, tentang apa artinya hidup, apa artinya bersyukur. Jangan mengeluh dengan apa yang kita punya. Karna apa yang kita punya, belum tentu dimiliki orang lain. Terima kasih, berkat kalian kami menjadi lebih menghargai hidup

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun