Fenomena tanaman padi ambles kerap terjadi pada musim tanam gadu seperti pada saat ini. Terlihat di beberapa lokasi, tanaman padi yang semula terlihat subur menghijau tiba-tiba menguning dan berhenti tumbuh. Â Apabila dicabut akarnya tampak coklat kehitaman dan mati.Â
Berdasarkan pengamatan dan menurut pengakuan beberapa petani tanaman padi yang ambles terjadi pada kisaran umur 7 sampai 15 hari. Biasanya terjadi setelah dua hingga empat hari setelah dilakukan pemupukan pertama. Pupuk yang  biasa digunakan oleh petani adalah urea dan NPK.  Inilah yang membuat petani bingung karena setelah dipupuk tanaman padinya bukannya tambah subur tetapi malah sebaliknya, semakin merana.
Untuk mengatasinya diperlukan pengamatan terlebih dahulu dengan seksama. Pengamatan ini bertujuan  untuk memastikan penyebab utamanya.  Adakalanya gejala yang terlihat sama pada fisik tanaman memiliki penyebab yang berbeda. Bisa juga disebabkan oleh kombinasi dari beberapa factor. Pengamatan dan analisa ini sangat penting agar tepat cara mengatasinya.
Beberapa penyebab tanaman padi ambles sebagai berikut:
Derajat keasaman atau  pH tanah yang terlalu rendah.  Hal ini umum terjadi pada lahan sawah berjenis Podsolid Merah Kuning (PMK), terutama pada lahan rawa.
Adanya perbedaan suhu yang ekstrim antara siang dan malam sehingga menganggu  penyerapan unsur hara dan berlangsungnya metabolisme tanaman.Â
Adanya sisa bahan organik berupa jerami  atau seresah lainnya yang belum terdekomposisi. Proses dekomposisi bahan organik masih berlangsung pada saat tanaman padi telah ditanami sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman.  Petani sering menyebutnya dengan istilah "asem-aseman".
Adanya serangan hama wereng dan/atau penggerek batang parah karena tidak terdeteksi sejak di persemaian.Â
Adanya serangan penyakit yang disebabkan oleh jamur atau bakteri.
Drainase yang buruk sehingga lahan selalu dalam keadaan tergenang dan sulit dikeringkan.
Beberapa teknologi yang bisa diterapkan untuk mencegah dan mengatasi tanaman padi yang ambles adalah sebagai berikut: