Di pembaringan tubuh terkulai lemas
Tak lagi ada kekuatan
Bahkan sekedar mengucap bibir terasa kelu
Tirai terbuka
Cahaya hangat mentari menembus
Melalui celah kecil jeruji jendela, ingatanku melayang
Sepasang kaki jenjang melangkah menyusuri jalan setapak
Entah berapa ribuan kilo kutempuh berusaha menjelajah dunia
Kedua tangan bekerja
Mengolah segala cipta
Tak tahu berapa kali luka tergores
Hendak memeluk dunia
Kalah!
Jiwaku hidup ragaku terbunuh waktu
Kening, ujung hidung, telapak tangan, lutut serta ujung jari kaki tak sekalipun menyentuh tanah
Datang senja mengukir penyesalan
Sendirian di atas dipan kayu beralas tikar anyaman
Mataku berkedip menikmati takbir, ruku', sujud yang telah kuabaikan