Menghapus stigma yang terlanjur melekat di masyarakat tentang penyakit kusta tampak nya perlu mendapat perhatian khusus dari semua kalangan.Anggapan yang salah tentang kusta membuat para penderita nya sulit untuk kembali ke masyarakat .kondisi seperti ini seharus nya menjadi masalah yang harus segera di selesaikan.Diskriminasi bukan saja di arah kan kepada penderita nya tetapi juga kepada penayangan iklan baik dalam bentuk gambar statis maupun visual.Banyak iklan layanan yang sering kita jumpai tetapi tidak untuk jenis penyakit ini.lantas bagaimana stigma ini akan terhapus ?masyarakat perlu di beritakan,di informasikan dengan informasi yang benar.mengapa kusta selalu kebagian yang tidak enak di banding dengan penyakit lain nya?Anggaran yang disediakan untuk kementerian kesehatan cukup fantastis tapi kok pelit untuk kusta,padahal indonesia menduduki peringkat terbesar ke tiga di dunia.sejenak kita tinggalkan masalah diskrimnasi iklan layanan ,mari kita coba jalan-jalan menuju kehidupan orang yang pernah mengalami kusta.Apakah semakin sejahtera,bahagia dan kaya?banyak kasus yang di temukan pasca penyerangan bakteri leprae yang berakibat pada putus nya hubungan kerja secara sepihak,putusnya ikatan pernikahan sampai dengan pada pengusiran terhadap orang yang pernah mengalami kusta.pertanyaan sekarang adalah "KAPAN KUSTA NAIK KASTA"adakah orang atau lembaga yang benar -benar peduli dan memperjuangkan mantan penderita kusta?sila ke lima pancasila di anggap mati karena keadilan tidak merata.untuk anda semua bantulah kami dalam memberikan informasi tentang kusta.kami orang yang pernah mengalami kusta pun bergerilya menyampaikan informasi yang benar sampai kami mengorbankan tugas dan tanggung jawab sebagai kepala keluarga.kami sering turun kejalan berbekal gitar ,brosur yang menumpuk di depkes yang tidak segera di sebarkan kami ambil dan kami sebar kan di bus-bus,sekolah dan titik strategis di kota jakarta sebagai pengganti iklan kusta yang amat sangat langka.salam kebrsamaan dalam loyalis
MATA PETA(Mantan Penderita Peduli Kusta)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H