Mohon tunggu...
Ismawati Retno
Ismawati Retno Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Mencintai JOGJA bersama dinamika kehidupannya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Siapa Bilang Car Free Day di Jogja Dihapus ????

4 Oktober 2012   13:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:16 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Siang tadi Kamis 4 Oktober 2012 sekitar pukul 12.30, saya berkesempatan dialog langsung dengan Walikota JOGJA Pak Haryadi Suyuti di ruang kerjanya. Topik pembicaraan kami tentang ‘persepedaan’ yang sedang hangat dibicarakan. Saya  merasa berkwajiban menyampaikan amanat untuk menjelaskan kepada seluruh masyarakat pesepeda baik di Jogja maupun di Indonesia. Karena munculnya issue ‘penghapusan sego segawe’ hanyalah bermula dari salah persepsi orang-orang, dan saya menjadi salah satu bagian dari mereka.

Mulanya saya juga terperanjat ketika membaca surat edaran yang ditandatangani sekda itu. Karena saya belum paham maksud dan latar belakang keluarnya SE itu. “Kalau komplek Balaikota bebas masuk kendaraan bermotor, dikemanakan sepedanya?” pikir saya.

Saya merasa beruntung karena mendapat penjelasan langsung dari Pak Haryadi Suyuti. Bahwa:

1.Diperbolehkannya kendaraan bemotor masuk ke kompleks balaikota Jogja bukan berarti menghapus gerakan sego segawe. Karena sego segawe adalah sebuah gerakan, bukan program pemerintah, Sego segawe bukan funbike atau lainnya. Sebagai sebuah gerakan, Sego Segawe telah mengakar di kalangan masyarakat Jogja sejak Oktober 2008. Karenanya, Sego Segawe akan terus dilanjutkan oleh Pak  Haryadi Suyuti.

((Sego Segawe mengandung makna sebagai sebuah gerakan nilai untuk melatih diri bersikap sederhana (terutama bagi generasi muda). Sego Segawe bukan untuk kembali ke masa lalu menjadikan Jogja sebagai kota sepeda, namun lebih dari itu untuk membawa Jogja menjadi kota yang humanis. Sepeda juga menjadi moda transportasi alternatif jarak dekat yang sehat, hemat energi dan ramah lingkungan.Orang bersepeda itu tidak identik dengan orang kecil, orang yang tidak punya, namun justru menunjukkan bahwa nilai bersepeda itu sebagai peradaban modern. Sebab orang modern/beradab tidak akan menghabiskan sumber daya bumi untuk dieksploitasi berlebihan. Modernisasi sepaham dengan efisiensi dan efektivitas, selalu menyisakan untuk generasi berikutnya yang lebih baik)). (simak tulisan saya di OPINI harian KR Jogja Kamis (20/9/2012)  monggo bisa juga dibaca disini : http://lifestyle.kompasiana.com/hobi/2012/09/20/%E2%80%98sego-segawe%E2%80%99-siapa-takut/

Kebijakan dalam SE itu hanyalah untuk penataan parkir demi memperlancar pelayanan masyarakat di Komplek Balaikota. Perlu anda tahu bahwa setiap hari Jumat di sekitar komplek Balaikota terjadi kesemrawutan jalan yang cukup mengganggu lalu lintas dan mengganggu kenyamanan penduduk sekitar. Banyaknya warga masyarakat yang akan mengakses pelayanan di Balaikota terpaksa memarkir kendaraannya di jalan. Selain menimbulkan kemacetan juga sering terjadi kecelakaan.

2.Sepeda tetap mendapatkan tempat istimewa di Balaikota Jogja setiap hari Jumat. Kawasan utama Balaikota sekitar halaman air mancur tertutup rapat bagi kendaraan bermotor, hanya sepeda saja yang boleh masuk. Lokasi ini adalah tempat yang sangat strategis, sebagai pintu utama untuk menuju kantor Walikota, (bisa saya ibaratkan sebagai kawasan menteng bagi Jakarta).  Jadi siapa bilang Car Free Day dihapus ????

3.Kebijakan-kebijakan Pemkot Jogja yang mendukung Sego Segawe masih terus dilanjutkan.  Kebijakan-kebijakan ini sudah diterapkan sejak sekitar 4 tahun lalu, dan Pak Haryadi Suyuti (waktu itu sbg  wakil walikota) adalah salah satu konseptornya bersama-sama Pak Herry Zudianto (waktu itu sbg walikota). (Penyediaan infrastruktur seperti jalur alternatif sepeda, ruang tunggu sepeda, fasilitas parkir, dan juga asuransi bagi pesepeda).

4.Pak Haryadi Suyuti juga penggemar sepeda. Beliau bersepeda sudah sejak lama sebelum menjadi pejabat di Jogja. Di keluarganya pun, hingga saat ini sepeda masih menjadi media transportasi alternatif. Beliau juga terus mendukung dalam setiap kegiatan bersepeda di Kota Jogja. Dan dipastikan pula beliau akan turut ambil bagian dalam acara ”SEPEDA MERDEKA” besok Sabtu malam.

Tanggal 2 Oktober kemarin Pak Haryadi pun gowes bersama masyarakat  simak disini : http://kliping.jogjakota.go.id/detil_berita.php?sum=23&id=19317&tgl=03-10-2012&page=9

Bagi saya momentum ”SEPEDA MERDEKA” ini merupakan kemenangan bagi seluruh warga Jogja, euforia yang akan turut memeriahkan HUT Kota Jogja ke-256 pada 7 Oktober 2012. Kota yang pada 1756 dibangun oleh Pangeran Mangkubumi dengan landasan budaya adiluhung, yang hingga 256 tahun lamanya masih tercermin dalam setiap gerak langkah warganya.

Beginilah Jogja, dimana warganya sadaya nyawiji rila gumreget ambangun diri lan nagari.

Jogja yang istimewa…. bukan saja daerahnya, tapi juga orang-orangnya.

Salam damai saya dari Jogja untuk pesepeda Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun