[caption id="attachment_217193" align="aligncenter" width="527" caption="Ilustrasi/Admin (KAMPRET/Bowo Bagus)"][/caption] Rabu 10 Oktober 2012 menjadi hari yang sangat istimewa bagi seluruh warga Yogyakarta karena Presiden SBY dipastikan akan hadir di Kota Yogyakarta untuk melantik Gubernur DIY (2012-2017) Sultan HB X dan Wagub Sri Paduka Pakualam IX. Pelantikan akan berlangsung di Istana Negara Gedung Agung kawasan nol kilometer. [caption id="" align="alignleft" width="124" caption="Malioboro berhias penjor"][/caption] Menyambut keistimewaan DIY ini, Jantung kota Jogja, MALIOBORO secara khusus akan melakukan penyambutan secara istimewa. Aksi tutup sehari pada pukul 06.00 hingga 22.00 menjadi kesepakatan para pedagang kaki lima di Malioboro. Jadi bagi Anda yang ingin jalan-jalan ke Malioboro untuk menikmati kuliner lesehan, ataupun ingin membeli pernak-pernik di kaki lima Malioboro patutlah sekiranya untuk mengurungkan niat.
Namun sektor jasa lain tetaplah berjalan seperti biasa karena toko-toko di sepanjang Malioboro dipersilakan untuk buka. Meski begitu mereka diwajibkan untuk memutar lagu gending-gending Jawa. Sehingga dalam sehari di Malioboro akan terasa suasana budaya tradisi Yogyakarta.
Aksi ini yang berlangsung sejak pagi hingga petang ini merupakan bentuk luapan kegembiraan mereka sebagai bagian dari warga masyarakat Yogyakarta yang istimewa.
Sebagai wujud syukur mangayubagyo pelantikan gubernur dan wakil gubernur ini pada sore hari sekitar pukul 15.00 WIB komunitas Malioboro juga akan menggelar tumpengan di sepanjang jalan Malioboro. Tumpengan merupakan bentuk tradisi budaya lokal sebagai simbol rasa syukur kepada Tuhan. Rencananya akan tersedia 100 buah tumpeng untuk dahar kembul (dimakan bersama). Dan uniknya mereka sepakat akan mengenakan busana adat Jawa.
Ketua Lembaga Pemberdayaan Komunitas Malioboro (LPKKM), Rudiarto menjelaskan ”Aksi ini merupakan bentuk wujud syukur kita kepada Tuhan atas berlangsungnya pelantikan Gubernur dan Wagub DIY sekaligus merayakan HUT Kota Jogja ke-256.”
[caption id="" align="alignleft" width="115" caption="Malioboro Jogja"][/caption]
”Aksi serupa juga pernah kami lakukan pada 31 Mei 2012 lalu, yaitu pada saat komunitas Malioboro ikut menuntut opsi penetapan dalam pengisian Gubernur dan Wakil Gubernur DIY,” jelasnya.
”Keinginan ini merupakan murni inisiatif para PKL, pihak kami sekadar memfasilitasi saja. Merekapun dengan ikhlas rela kehilangan omset hariannya,” tandas Rudiarto.
Setidaknya dalam sehari setiap PKL Maliboro mampu meraup omset 500 ribu hingga 1 juta rupiah. Namun dengan hati ikhlas mereka rela kehilangan keuntungan materi untuk merayakan ini.
Di Malioboro ada 22 komunitas yang terdiri dari PKL, pemilik toko, tukang parkir, tukang becak, sopir andong dsb. Sebanyak 2500 orang menjadi bagian dari komunitas Malioboro ini.
Langkah PKL Malioboro ini dinilai akan membawa dampak positif bagi pariwisata Jogja. ”Aksi ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi pariwisata Jogja. Wisatawan akan merasakan sesuatu yang lain jika hadir dalam suasana berbeda. Malioboro akan terasa lebih lengang dan nyaman,” ujar Syarif Teguh Kepala UPT Malioboro.
Nah bagi anda yang ingin merasakan suasana berbeda di Malioboro, silakan datang pada Hari Rabu 10 Oktober 2012. Yogyakarta yang istimewa kan menyambut Anda.
Salam Jogja Istimewa
Ada yang lebih unik lagi dalam Agenda Pelantikan Gub&Wagub esok hari :
http://unik.kompasiana.com/2012/10/09/ada-yang-misterius-di-balik-pelantikan-gubernur-dan-wagub-diy/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H