Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan perkembangan ekonomi global tahun 2023 diprediksi mengalami pelemahan. Perihal tersebut diakibatkan oleh meningkatnya resiko stagflasi, yaitu kondisi yang menggambarkan keadaan ekonomi yang semakin menurun, dan pengangguran semakin meningkat. Ketidakpastian pasar keuangan global, tekanan inflasi, serta suasana geopolitik. Belum habis masalah ekonomi yang ditimbulkan akibat Coronavirus Diseases 19, suasana global kian memburuk dengan adanya perang Rusia dengan Ukraina. Menkeu menerangkan IMF memperkirakan proyeksi ekonomi global dari 3,6% ke 3,2% tahun 2022 serta tahun 2023 hendak lebih lemah lagi dari 3,2% ke 2,9%. Sedangkan, IMF pula memprediksi inflasi negara maju tahun 2022 hendak naik sampai 6,6% serta negara- negara berkembang berada pada tingkat 9,5%.
Dalam upaya mempertahankan eksistensi perusahaan di masa sulit seperti saat ini, Kien (2012) mengatakan bahwa produktivitas merupakan salah satu faktor penting untuk membangun daya saing perusahaan. Vrat et al., (2009) menyampaikan untuk memenuhi produktivitas karyawan sesuai target yang telah ditetapkan diperlukan adanya manajemen yang efektif. Untuk mengukur pencapaian produktivitas karyawan yang maksimal tidak hanya ditentukan dengan sejumlah angka, melainkan pada sejumlah output yang diperoleh dari seseorang karyawan selama periode waktu yang telah ditetapkan (Mokhtar et al., 2010). Selain dari produktivitas hal lain yang harus diperhatikan adalah kualitas, Untuk itu kerjasama dari seluruh karyawan sangat penting dalam upaya mempertahankan kelangsungan perusahaan.
Dalam kondisi perekonomian global maupun nasional yang tidak menentu tersebut, kalangan perindustrian dituntut untuk terus berkompetisi agar tetap survive dan terus berkembang. Setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia industri harus memberikan perhatian penuh pada kualitas.”
“Perhatian penuh kepada kualitas akan memberikan dampak positif kepada bisnis melalui dua cara, yaitu dampak terhadap biaya produksi dan dampak terhadap pendapatan.(Gaspersz, 2001). Melalui konsistensi yang tinggi terhadap produk yang berkualitas akan meningkatkatkan kepercayaan konsumen.”Keberhasilan dan keberlanjutan produktivitas dan manajemen kualitas tergantung pada kontribusi, kerjasama dan komitmen karyawan dan manajemen mereka (Oliver dan Wilkinson, 1992; Wilkinson et al., 1998).
(Faiesal et al., 2019) menyatakan bahwa aktivitas Quality Control Circle memberikan dampak positif terhadap produktivitas dan meningkatkan tanggung jawab karyawan terhadap tempat ia bekerja. Metode QCC (Quality Control Circle) merupakan metode pengendalian kualitas untuk mencari solusi apabila terjadinya ketidak sesuaian atau penyimpangan kualitas produk terhadap standar produk yang ditetapkan.
Metode ini akan menghasilkan rekomendasi pemecahan masalah terhadap apa yang sedang dihadapi. (David Andriatna Kusuma1), Tita Talitha2), 1957) meneliti bahwa QCC sangat dibutuhkan dalam mengenali pemicu sesuatu kasus serta memperoleh pemecahan dalam menuntaskan kasus. Riset ini menampilkan tata cara Quality Control Circle lebih berfokus pada pengendalian kualitas produk dalam melaksanakan revisi dengan siklus PDCA serta Seven tools. Tidak hanya itu, tata cara ini mempunyai langkah-langkah yang terstruktur serta terukur dalam menuntaskan kasus, sehingga berdasar pada informasi serta kenyataan yang ada bisa diterapkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H