Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.2
 Merefleksi kembali atas pengalaman belajar yang telah dilalui merupakan salah satu upaya dalam mengetahui sejauh mana pemahaman dan penerapan atas materi pembelajaran yang telah diperoleh menjadi alasan bagi seorang calon guru penggerak yang ikut serta dalam pendidikan guru penggerak  dipandang wajib dalam menulis jurnal refleksi secara rutin. Sehingga pada kesempatan ini saya sebagai bagian dari calon guru penggerak angkatan 7 mengambil jeda sejenak dan merenungi apakah praktik pembelajaran dan penerapan yang saya lakukan selama ini sudah sesuai dengan ilmu yang telah saya dapatkan dalam pendidikan dan hal apa yang dapat saya tingkatkan dalam keberlanjutan praktik baik yang sudah ada.
Pada kesempatan kali ini saya akan melakukan refleksi atas pembelajaran di modul 2.2 Pendidikan Guru Penggerak angkatan 7 yang telah saya lalui pada bulan Februari 2023. Modul ini masih membahas keberlanjutan pembelajaran yang berpihak pada murid pada modul sebelumnya (Pembelajaran berdiferensiasi Modul 2.1) Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) merupakan pembelajaran yang dibahas pada modul 2.2 dan akan saya refleksi menggunakan model refleksi 4F (Facts, Feelings, Findings, Future) yang telah dikembangkan sebelumnya oleh Dr. Roger Greenaway. dan diterjemahkan menjadi 4P.
Peristiwa (Facts)
Sebagai pendahuluan masuk dalam modul 2.2, saya membaca surat dari instruktur yang bertujuan untuk menguatkan paradigma dan praktek pembelajaran yang berpihak pada murid. Surat ini memberikan gambaran bagi calon guru penggerak bagaimana mendesain pengalaman belajar dan lingkungan belajar sebagai tindakan guru merespon kebutuhan belajar muridnya sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Â Sebagai tujuan akhir dari modul ini sesuai dengan surat instruktur bahwa diharapkan peserta memahami konsep dan implementasi PSE yang lebih sistematik, holistik, dan kolaboratif dalam ekosistem sekolah.
Kegiatan pembelajaran selanjutnya adalah menyelesaikan alur "MERDEKA" oleh peserta pendidikan guru penggerak. Pada alur Mulai dari Diri, saya diminta untuk melakukan refleksi kompetensi sosial dan emosional diri saya sendiri maupun murid saya. Eksplorasi konsep sebagai alur kedua saya kerjakan pada LMS dengan moda mandiri. Dengan menyelesaikan dan memberi catatan pada setiap fase eksplorasi konsep membantu saya memahami urgensi PSE yakni melalui peningkatan kompetensi sosial emosional dapat terciptanya lingkungan belajar yang positif, peningkatan sikap positif dan toleransi murid terhadap dirinya, orang lain dan lingkungan sekolah. Melalui alur ini, saya juga dapat mendemostrasikan pemahaman saya tentang konsep kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar pengembangan 5 kompetensi sosial emosional (KSE).
Ruang Kolaborasi pada alur ketiga di alur MERDEKA memberikan saya kesempatan bersama dengan rekan CGP lain untuk saling belajar, berbagi dan menguatkan dalam diskusi kelompok. Kegiatan di ruang kolaborasi sesi 1 bersama peserta kelompok yang juga bertugas mengajar di jenjang PAUD-Kelas II pada kesempatan ini adalah mendemonstrasikan pemahaman kelompok tentang implementasi 5 kompetensi sosial dan emosional di kelas dan sekolah. Terkait ide-ide penerapan pembelajaran 5 KSE bagi murid dan rekan-rekan pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah selanjutnya kami persentasikan pada kelompok lain yang memiliki jenjang sekolah yang berbeda dengan kelompok kami pada ruang kolaborasi sesi 2.
Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai implementasi pembelajaran sosial emosional berbasis kesadaran penuh (Mindfulness) menjadi penugasan madiri pada alur Demonstrasi Kontekstual. RPP yang saya telah disajikan pada tahap eksplorasi konsep, saya rencanakan untuk saya lakukan ATM guna penyelesaikan tugas pada membuat rencana implementasi pembelajaran sosial dam emosionbal bagi murid di kelas 2 SDN 005 Samarinda Ilir. Pada RPP kali ini saya harus dapat mendemonstrasikan pemahaman saya tentang penerapan pembelajaran dalam 4 indikator pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, penguatan iklim kelas dan sekolah, dan penguatan kompetensi sosial dan emosional pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah.
. Pembelajaran Sosial Emosional sebagai pembelajaran yang berpihak pada murid merupakan hal baru bagi saya sebagai guru karena  ternyata pembelajaran ini juga memiliki RPP yang dapat diintegrasikan pada praktek mengajar guru dan kurikulum pendidikan. Untuk menghadapi kebingungan saya terkait apa sebenarnya yang dimaksud dengan PSE saya kembali mengulang alur eksplorasi konsep sampai pada akhirnya saya antusias dalam menerapkan PSE. Pembelajaran ini menjelaskan adanya 5 KSE ( Kesadaran diri, Manajemen diri, Kesadaran sosial, Keterampilan  berelasi, dan Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab) dan 4 indikator yang digunakan dalam mengeksplorasi implementasi pembelajaran sosial emosional dikelas dan sekolah (Pengajaran eksplisit, Integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah, penguatan kompetensi sosial dan emosional pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah) serta urgensi pembelajaran ini yaitu menghasilkan pencapaian akademik yang lebih baik.
Pembelajaran (Findings)
 Pembelajaran selama 2 minggu ini membuat saya paham pentingnya penerapan Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) di kelas dan sekolah. Pengalaman belajar pada alur MERDEKA memberi inspirasi bagi saya terkait contoh-contoh penerapan KSE di kelas dan sekolah yang dapat saya Amati, Tiru dan Modifikasi sesuai kondisi yang saya temui di sekolah saya. Salah satu teknik pembelajaran yang ada yakni praktik teknik STOP sebagai salah satu kompetensi kesadaran diri. Â