Mohon tunggu...
isma pariyawati
isma pariyawati Mohon Tunggu... -

menjadi lebih soleha

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Model-model Evaluasi dalam Pembelajaran Sosiologi Di SLTA

10 April 2015   09:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:18 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Model Model Evaluasi dalam Pembelajaran Sosiologi Di SLTA
Serperti yang kita ketahui bahwa Evaluasi adalah sesuatu proses kegiatan yang terencana dan sistematis untuk menilai suatu objek berdasarkan pertimbangan dan kriteria tersebut. Sedangkan evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan dan menyeluruh dalam rangka pengendalian, penjaminan dan penetapan kualitas ( nilai atau arti ) berbagai komponen pembelajaran berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu sebagai bentuk pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Sering sekali terdengar di telinga kita mungkin sudah tidak asing lagi bahwa Evaluasi ini merupakan suatu proses yang sangat penting dalam pendidikan guru, tetapi pihak-pihak yang terkait dalam program itu seringkali melalaikan atau tak menghayati sungguh-sungguh proses evaluasi tersebut. Setiap guru di dalam mengevalausi peserta didiknya pasti berbeda-beda, kadang guru mengevaluasi siswa dengan cara dilaksanakan secara terus-menerus, evaluasi  tidak hanya dilaksanakan sekali setahun atau per-semester, tetapi juga dilaksanakan secara berkelanjutan mulai dari proses pembelajaran berlangsung dengan memperhatikan peserta didik hingga ia tamat dari sekolah tersebut.
Menurut pengalaman saya sewaktu masih duduk di bangku sekolah SMA 1 AIKMEL guru sosiologi saya biasanya setelah dia menjelaskan kita materi-materi yang di ajarkan apabila siswa udah mengerti guru saya itu biasanya memberikan kita kertas dan soal itulah caranya untuk mengetahui kadar pemahaman peserta didik  terhadap materi pembelajaran, untuk melatih keberanian dan mengajak peserta didik untuk mengingat kembali materi yang disajikan, untuk mengetahui siapa di antara peserta didiknya yang cerdas dan yang lemah, sehingga yang lemah diberi perhatian khusus agar ia dalam mengajar kekuarangannya. Oleh karena itu, sasaran dari evaluasi bukan saja peserta didik tetapi mencakup pengajarannya ( Guru )
Guru juga menilai siswanya dengan cara menyeluruh ( comprehendive ) maksudnya disini dalam melakukan evaluasi guru harus melihat secara keseluruhan dari aspek berfikir ( domain efektif ), maupun aspek keterampilan ( domain psikomotor ) Dalam perspektif domain hasil belajar terdiri dari : kognitif, afektif, dan psikomotor yang ada pada masing-masing peserta didik, guru juga perlu mengevaluasi berdasarkan keadaan yang sesungguhnya, tidak dipengaruhi oleh hal-hal lain yang bersifat emosional dan irasional.
Validitas artinya keshahihan maksudnya disini bahwa evaluasi yang digunakan bener-bener mampu mengukur apa yang khendak diukur atau yang diinginkan. Validitas juga selalu disamakan dengan ketepatan, misalnya untuk mengukur partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran bukan dievaluasi dengan melihat nilai-nilai ketika ulangan tetapi dilihat juga mulai dari kehadiran, keaktifan di dalam kelas dan tingkah laku peserta didik tersebut dan sebagainya.
Evaluasi pembelajaran  yang berkesinambungan, sebaiknya dilakukan terus-menerus sesuai dengan keterlaksanaan proses pembelajaran di sekolah. Evaluasi semacam ini merupakan barometer atau pengecekan apakah proses yang berlangsung itu dapat diikuti dan dipahami oleh peserta didik apa tidak. Apakah target yang telah ditetapkan atau kompetensi yang telah ditetapkan sudah dapat dicapai. Evaluasi semacam ini bisa kita sebut sebagai evaluasi formatif yang berhubungan dengan perbaikan bagian-bagian dalam suatu proses agar program yang maksimal oleh karena itu, evaluasi formatif digunakan selama proses pelaksanaan berlangsung. Memulai evaluasi sumatif minimal ada dua tujuan yang paling pokok : pertama, sebagai laporan kepada orang tua siswa yang telah mempercayakan kepada sekolah untuk membelajarkan putra/putri mereka. Kedua, sebagai pertanggungjawaban ( akuntabilitas ) penyelenggaraan pendiidkan masyarakat yang telah mendorong dan membantu pelaksanaan pendidikan sekolah. Eveluasi formatif ini sangat bermamfaat sebagai umpan balik tentang proses pembelajaran yang telah dilakukan, sehingga melalui informasi dari pelaksanaan evaluasi formatif, guru akan selalu memperbaiki proses pembelajaran. Sedangkan evaluasi yang merupakan kulminasi tadi, merupakan penilaian keberhasilan dari seluruh rangkaian proses kegiatan pembelajaran atau biasa kita sebut dengan evaluasi sumatif adalah apabila evaluasi ini digunakan untuk melihat keberhasilan suatu program yang direncanakan. Oleh karena itu, evaluasi sumatif ini berhubungan dengan pencapaian suatu hasil yang dicapai suatu program.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun