"Kau akan belajar dengan membaca,tetapi kau paham bersama cinta."-Jalaluddin Rumi
Ketika Duta Baca Indonesia, Najwa Shihab, mengkampanyekan minat baca dengan slogan Menebar Virus Baca yang ditayangkan di acara Mata Najwa  yang pembawa acaranya adalah ia sendiri, dari sanalah awal mula munculnya pelbagai komunitas baca, termasuk Arganesha.
Arganesha merupakan salah satu komunitas lapak baca buku gratis yang ada di Kabupaten Seram Bagian Timur, Propinsi Maluku. Terbentuknya lapak baca ini sebagai salah satu cara meningkatkan minat baca masyarakat dan menghidupkan ilmu pengetahuan.
Nama Arganesha mempunyai filosofi tersendiri yaitu "Ar" yang dalam bahasa daerah orang Ambon disebut Air, dan "Ganesha" yang dalam bahasa Hindi memiliki arti Pengetahuan.Â
Maksud dari filosofi tersebut adalah bahwa membaca buku sama halnya seperti kita meminum air saat haus dan kita terus meminumnya sampai hilang dahaga. Â Begitu pula saat kita haus akan ilmu pengetahuan maka kita akan terus membaca.
Lapak Baca Arganesha mulai dikampanyekan pada Juni 2019 hingga saat  ini. Namun, begitu banyak kalangan aktivis yang ada di Kabupaten Seram Bagian Timur, mengklaim bahwa kegiatan yang dilakukan oleh saya dan teman-teman selama ini, hanyalah sebuah pencitraan belaka.Â
Dari sinilah, saya bisa katakan bahwa mereka tidak pantas disebut aktivis, karena pemikiran seorang aktivis bukan sedangkal itu dan saya juga katakan bahwa mereka sudah terjebak dalam Fallacy Of Generalisation (kesalahan berpikir).
Apakah kehadiran Lapak Baca Arganesha dapat mengganggu para aktivis dan masyarakat, khususnya di Kabupaten Seram Bagian Timur? Tentu saja tidak.Â
Sebab kehadiran Lapak Baca Arganesha bukanlah sebagai bentuk koalisi partai politik atau pun merebut jabatan dan kekuasaan, melainkan meningkatkan minat baca masyarakat dan regenerasi untuk mencintai dunia literasi.
Bicara tentang literasi, mungkin sudah tidak asing lagi dikalangan masyarakat, di mana literasi punya ruang tersendiri dari pelbagai lembaga pendidikan yang ada disetiap negara.Â