Sophie Amundsend, atau kerapkali disapa sophie. Sophie adalah seorang perempuan berumur 14 tahun, yang masih di bangku sekolah menengah. Sophie tinggal di deareah pinggiran kota, jarak dari rumah ke sekolahnya dua kali lebih jauh dari rumah temannya 'joanna'. Saat itu awal bulan Mei. Dibeberapa kebun pohon birkin diselimuti dedaunan berwarna hijau pucat. Sewaktu pulang dari sekolah, sophie menemukan satu surat misterius dan beramplop putih didalam kotak surat yang terletak di depan rumahnya. Disitu tertulis nama "sophie amundsend 3 clover close". Di dalamnya berisi secarik kertas tertulis satu pertanyaan "Siapa kamu?".
Sophie merenung dan memikirkan siapa yang telah mengirim surat untuknya. Sophie berpikir bahwa orang yang mengirim surat itu salah, tetapi di amplop tersebut jelas tertulis namanya. Sophie percaya bahwa surat ini benar  untuknya. Sophie kembali menatap surat itu dan sembari bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Pertanyaan-pertanyaan aneh mulai muncul dibenaknya serta rasa penasaran yang semakin menggebu-gebu dan Sophie pun mencari tahu kebenarannya. Tentunya,  kehadiran surat itu membuat rutinitas kesehariannya tercengang atau terganggu.
Tak sampai disitu. Sophie belum sempat menjelajah dalamnya lautan kebenaran tentang siapa pengirim surat itu, ia kembali mendapatkan surat kedua dari pengirim yang sama. Di amplop itu tertulis nama lengkapnya dan berisi secarik kertas dengan satu pertanyaan "dari mana datangnya dunia?". Aku tidak tahu, pikir Sophie. Surat kedua ini, membuat Sophie semakin tenggelam dalam rasa keingintahuan tentang sosok yang mengirim surat misterius tersebut. Tak habis-habisnya Sophie dibuat penasaran yang begitu mendalam.
Bagaimanapun, untuk pertama kali dalam hidupnya, wajarlah ia mendapatkan pertanyaan seperti itu. Belum lagi pertanyaan dari mana ia berasal. Ia sadar bahwa tidak selamanya manusia hidup di dunia, tetapi apakah ada kehidupan setelah dunia?. Beribu pertanyaan mulai membanjiri akal sehatnya, bahkan ia merasa tidak pantas hidup di dunia ini. Sophie memutuskan untuk pergi menyendiri di sarangnya. Sarang itu adalah tempat persembunyian yang paling rahasia, jika dia merasa marah, sedih bahkan bahagia sekalipun. Dan dia hanya bingun dengan semua pertanyaan itu.
Dibalik semak-semak buah frambus ada belukar lebat yang tidak pernah dipangkas selama dua puluh tahun terakhir. Sophie menemukan lubang kecil di pagar tanaman kuno itu. Dia berlari melintasi tanaman dan menggenggam kedua amplop tersebut di tangannya. Sophie merangkak dengan kedua kaki dan tangannya kedalam lubang tersebut. Di sanalah dia menemukan dunianya sendiri, tak seorangpun dapat menemukannya di surga kecilnya. Yakni, Taman Firdaus, pada sautu titik, sesuatu pasti berasal dari ketiadaan.
Sophie yakin, dia akan mendapatkan kabar dari pengirim surat misterius tanpa nama itu lagi. Di sekolah, dia sulit memusatkan perhatiannya pada apa yang dikatakan gurunya. sophie mulai merasa bahwa memikirkan pertanyaan-pertanyaan tersebut jauh lebih penting dipiikirkan daripada menghafal perubahan bentuk kata-kerja tak beraturan. Bel berbunyi pertanda pelajaran terakhir selesai, dia buru-buru meninggalkan sekolah. Dalam perjalanan pulang ke rumahnya. Sophie berharap akan mendapatkan surat misterius untuk ketiga kalinya, akhirnya doa itu terkabulkan. Dia menemukan sebuah amplop besar dan di dalam amplop itu ada tiga halaman disatukan dalam sebuah penjepit kertas. Surat itu berisi sebuah pertanyaan, "apakah filsafat itu?".
Dari surat tersebut, Sophie mengetahui tentang sebuah proyek filsafat, dijelaskan dalam bentuk sederhana, hingga sampai pada proses pencarian kebenaran yang dilakukan oleh para filosof menyerupai sebuah cerita detektif. Ya, memang banyak teka-teki kuno yang harus dijelaskan dan dipecahkan. Seperti kita menonton tipuan pesulap, kita tidak mengerti tipuan apa dilakukan pesulap itu. Para pesulap hanya menampilkan trik-trik dan atraksi yang dimainkan sedemikian rupa misalnya, ia dapat mengubah sepasang selendang sutra putih menjadi seekor kelinci putih yang hidup. Tetapi kita pernah mengkaji lebih dalam atau lebih luas. Apabila kita mengkajinya, tentu kita akan mengetahui apa yang dilakukan pesulap tersebut. Disitu kita akan sadar bahwa pesulap itu membodohi kita dengan trik-triknya. Artinya Satu-satunya yang kita butuhkan untuk menjadi filosof adalah rasa ingin tahu. Sophie benar-benar kecapaiaan, menyimak seluruh pembahasan seputar apa itu filsafat.
Pada hari-hari berikutnya, sophie selalu mendapatkan surat dari sang misterius. Akan tetapi tidak ada surat untuk Sophie keesokkan harinya. Sepanjan harinya tak berkesudahan di sekolahnya dan itu benar-benar membuatnya merasa bosan. Sewaktu pulang dari sekolah, Sophie memeriksa kotak surat yang ada di depan rumahnya. Di dalamnya terdapat dua surat satu dari ayah yang ada di mexsico dan satunya lagi dari sang misterius. Sophie bergegas menuju rumahnya dan menyimpan surat lainnya. Kemudian, dia pergi ke tempat persembunyiannya. Dia pun mulai membuka dan membaca isi surat tersebut. "Halo, Sophie banyak yang kita lakukan, maka kita akan memulainya tanpa menundanya". Tetapi, Sophie masih saja penasaran, siapa sebenarnya sosok misterius itu, yang telah memperkenalkan dan mengejarinya tentang sejarah filsafat dengan tulus hati.
Rasa penasaran itu muncul dan sakin penasarnya Sophie memutuskan untuk membalas surat tersebut, tetapi dia bingun dengan pertanyaan-pertanyaan yang hadir dibenaknya. Dia merasa sulit untuk menulis surat, kepada seseorang yang tidak pernah dilihatnya dan di mana dia mengirim surat itu. Akhirnya, Sophie meletakkan surat itu di dalam kotak surat di rumahnya dan berharap sang misterius dapat mengambilnya, alhasil, benar adanya. Sophie berharap surat yang dituliskan mendapatkan balasan dan akhirnya terkabulkan. Dia merasa sangat bahagia, bagaimanapun ia tahu cara berkomunikasi dengan sang misterius.
Dari hari ke hari sepulang dari sekolah. Sophie mengahabiskan waktunya di tempat persembunyiannya dengan membaca surat-surat dari sang misterius atau filosof. Ketika dia masuk ke sarangnya ada salah satu surat yang tergeletak di atas kaleng, tempat ia menyimpan surat-surat tersebut. Diujungnya terlihat basah dan tertulis akan ada "utusan kecil"Â yang akan membawa surat kepadanya. Utusan itu pun muncul seekor anjing yang telah terlatih. Sophie tahu sang filosof sedang mengawasinya. Rasa penasaran Sophie menggelembung tinggi, ingin untuk bertemu dengannya. Sophie meletakkan beberapa butir manisan dan segumpal gula berharap utusan kecil muncul kembali dan membawahnya pergi menemui sang filosof tersebut. Alhasil benar adanya dan Sophie meletakkan surat dimulut anjing, kemudia si utusan itu mulai pergi sementara sophie mengikutinya dari belakang.
Si utusan itu sebagai arah jalan dan membawah Sophie ke sebuah danau yang cukup besar, ada rakit kecil disisi danau dan ada sebuah gubuk tua diujung danua. Sophie dengan berani menyeberangi danau dengan menggunakan rakit kecil itu. Sophie, yakin gubuk tua itu adalah rumah sang filosof yang telah mengirimnya surat sejarah filsafat. Sepulangnya dari sana, Sophie merasa bersalah karena telah mencuri beberapa surat di rumah sang filosof. Kekhawatiran itu benar adanya. Akan tetapi terlepas dari kejadian tersebut, Sophie sering bertemu dengan sang filolof, kejadian itu akhirnya menjawab semua rasa penasarannya dan ingin bertemu untuk mendengarkan kuliah sejarah filsafat tanpa harus menulis surat lagi.