Kita sering mendengar ungkapan bahwa pemuda adalah harapan bangsa. Namun, dalam konteks Indonesia saat ini, ungkapan tersebut terasa begitu nyata. Di tengah gempuran oligarki dan praktik-praktik politik yang kian menggurita, generasi muda, khususnya mahasiswa dan kelompok masyarakat sipil (civil society), telah menunjukkan peran sentral dalam menjaga demokrasi. Aksi-aksi demonstrasi yang marak belakangan ini, terutama terkait putusan Mahkamah Konstitusi (MK), adalah bukti nyata dari semangat juang mereka.
Demokrasi, sebagai bentuk pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, seharusnya menjadi nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh seluruh elemen bangsa. Namun, realitas yang kita hadapi saat ini menunjukkan adanya upaya sistematis untuk merongrong demokrasi. Elite politik, dengan segala pengaruh dan kekuasaannya, seringkali melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan semangat demokrasi. Kepentingan kelompok dan golongan seringkali mendominasi pengambilan keputusan, sehingga mengabaikan aspirasi rakyat.
Demo Kawal Putusan MK baru-baru ini yang menjadi sorotan publik adalah salah satu contoh nyata dari krisis demokrasi yang kita alami. Banyak pihak menilai bahwa ada putusan MK yang sarat dengan kepentingan politik dan berpotensi mengancam kedaulatan rakyat. Namun, di tengah situasi yang penuh ketidakpastian, mahasiswa dan kelompok civil society tampil sebagai garda terdepan dalam mempertahankan demokrasi. Mereka turun ke jalan, menyuarakan ketidaksetujuan mereka terhadap putusan tersebut, dan menuntut keadilan serta transparansi.
Aksi-aksi demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa dan civil society tidak hanya sekadar unjuk rasa belaka, tetapi juga merupakan bentuk partisipasi politik yang sangat penting. Melalui aksi-aksi tersebut, mereka menunjukkan bahwa suara rakyat tidak bisa dibungkam. Mereka juga telah berhasil menyadarkan masyarakat luas tentang pentingnya menjaga demokrasi.
Peran mahasiswa dalam menjaga demokrasi bukanlah hal yang baru. Sejak zaman reformasi, mahasiswa telah menjadi motor penggerak perubahan. Mereka telah menunjukkan bahwa generasi muda memiliki kapasitas dan komitmen untuk membangun bangsa yang lebih baik. Begitu pula dengan kelompok civil society, yang terdiri dari berbagai organisasi non-pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan kelompok masyarakat lainnya. Mereka telah berperan aktif dalam mengawasi jalannya pemerintahan, memperjuangkan hak-asasi manusia, dan mendorong terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik.
Dalam konteks yang semakin kompleks dan penuh tantangan, peran mahasiswa dan civil society semakin krusial. Mereka adalah harapan bagi masa depan bangsa. Dengan semangat juang yang tinggi dan idealisme yang kuat, mereka telah menunjukkan bahwa demokrasi Indonesia masih memiliki masa depan yang cerah. Namun, perjuangan mereka tidak akan mudah. Mereka akan terus menghadapi berbagai rintangan dan tantangan. Oleh karena itu, kita semua perlu memberikan dukungan penuh kepada mereka.
Sebagai warga negara yang baik, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga demokrasi. Kita harus aktif berpartisipasi dalam kehidupan politik, mengawasi jalannya pemerintahan, dan memperjuangkan hak-hak kita. Kita juga harus saling mendukung dan memperkuat satu sama lain. Dengan demikian, kita dapat bersama-sama membangun Indonesia yang lebih baik, Indonesia yang demokratis, adil, dan makmur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H