Mohon tunggu...
Isman Punggul
Isman Punggul Mohon Tunggu... Operator - Asahan _ Sumatera Utara

Orang biasa yang peduli lingkungan. Semoga bemanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tuhan vs Ketuhanan: Mana yang Lebih Penting?

20 Agustus 2024   09:11 Diperbarui: 20 Agustus 2024   09:14 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: BiblePics

Tuhan itu Dekat, Ketuhanan itu Nyata

Pernahkah Anda memperhatikan betapa indahnya langit saat matahari terbit? Cahaya keemasan yang perlahan menerangi bumi, membangkitkan semangat baru dalam diri kita. Cahaya itu adalah manifestasi dari matahari, sang sumber segala kehidupan. Namun, cahaya matahari itu sendiri tidak sama dengan matahari sebagai sebuah benda langit yang begitu besar dan agung.

Begitu pula dengan Tuhan dan Ketuhanan. Tuhan adalah sumber dari segala sesuatu, Zat yang Maha Esa, Maha Kuasa, dan Maha Mengetahui. Beliau adalah pencipta alam semesta, termasuk kita sebagai manusia. Sedangkan Ketuhanan adalah manifestasi dari Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari. Ketuhanan adalah nilai-nilai luhur yang kita jalankan sebagai bentuk pengabdian kepada Tuhan.

Perbedaan antara Tuhan dan Ketuhanan bisa kita ibaratkan seperti siang dan kesiangan, atau besar dan kebesaran. Siang adalah waktu ketika matahari bersinar terang, sedangkan kesiangan adalah waktu di mana kita merasakan hangatnya sinar matahari. Besar merujuk pada ukuran fisik suatu benda, sementara kebesaran merujuk pada kualitas atau nilai yang melekat pada benda tersebut.

Tuhan adalah sumber dari segala kebaikan, namun ketuhanan adalah cara kita mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan. Kita tidak bisa melihat Tuhan secara langsung, tetapi kita bisa merasakan kehadiran-Nya melalui perbuatan baik yang kita lakukan.

Lantas, bagaimana kita bisa mewujudkan ketuhanan dalam kehidupan sehari-hari? Caranya sangat sederhana, namun membutuhkan komitmen yang kuat. Kita bisa memulainya dengan hal-hal kecil, seperti:

  • Bersyukur: Setiap hari, luangkan waktu untuk bersyukur atas segala nikmat yang telah Tuhan berikan.
  • Berbuat baik: Bantu sesama tanpa mengharapkan imbalan.
  • Menjaga hubungan baik dengan sesama: Hormati perbedaan, dan selalu berusaha untuk hidup rukun dengan orang lain.
  • Beribadah: Lakukan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
  • Menjaga lingkungan: Peduli terhadap alam sekitar dan menjaga kelestariannya.

Mungkin ada yang bertanya, "Bukankah beriman kepada Tuhan itu sudah cukup?" Memang, iman kepada Tuhan adalah hal yang sangat penting. Namun, iman tanpa perbuatan adalah seperti pohon tanpa buah.

Jika kita hanya beriman kepada Tuhan tanpa berusaha untuk mewujudkan nilai-nilai ketuhanan dalam kehidupan, maka iman kita menjadi sia-sia. Ibarat sebuah rumah yang megah namun kosong di dalamnya.

Sila pertama Pancasila, "Ketuhanan Yang Maha Esa," menempatkan nilai-nilai ketuhanan sebagai dasar negara kita. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran ketuhanan dalam membangun bangsa yang beradab. Dengan mengamalkan nilai-nilai ketuhanan, kita tidak hanya mendekatkan diri kepada Tuhan, tetapi juga ikut serta dalam membangun masyarakat yang adil dan makmur.

Marilah kita bersama-sama mewujudkan ketuhanan dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan begitu, kita tidak hanya menjadi pribadi yang lebih baik, tetapi juga ikut serta dalam membangun negara yang lebih baik. Ingatlah, bahwa ketuhanan bukanlah sekedar doktrin agama, tetapi juga sebuah gaya hidup yang harus kita jalani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun