Mohon tunggu...
Isma Mufida
Isma Mufida Mohon Tunggu... Guru - Semua ditulis hanya berdasarkan kejadian nyata. Jika nantinya takdir tak mengizinkan kita hidup bersama, izinkan aku tetap mencintaimu melalui tulisanku :)

Allah, Orangtua, Keluarga, Sahabat, dan dia ❤

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pamali

16 Januari 2021   21:49 Diperbarui: 16 Januari 2021   22:02 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tapi nyatanya, tiap aku cerita, aku selalu salah dalam berbicara
Jadi aku lebih memilih diam sampai mas bener bener nanya, dan aku jawab

Semakin lama aku kenal mas
Semakin sayang juga aku ke mas
Tapi semakin malu buat punya mimpi akan menua bersama mas

Aku merasa ngga pantes buat mas
Kasian mas yang seistimewa itu, dapet aku yang tidak ada apa apanya seperti ini mas
Tapi aku yakin, Gusti Allah Adil mas

Terimakasih mas udah buat seneng aku dengan kata, "klo nanti kita menikah, berarti ayatnya tentang Allah yang tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu merubah nasibnya"

Dari situ aku berfikir, ya Allah.. selama ini aku sabar buat nunggu mas, aku berjuang buat terus jaga hati buat mas, nopo niki juga termasuk usahaku untuk merubah nasibku agar aku terus bersama mas?

Klo sudah jam segini, memang jam jam yang nyaman buat nangis, buat nulis, buat overthinking :')

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun