"Main ke Pasar yu..."
"Pasar udah kekinian loh..."Ajak seseorang pada teman-temannya.
"Hayu...."Sahut seorang temannya dengan riang.
Begitulah kiranya satu contoh percakapan yang akan terjadi jika Hari Pasar Rakyat Nasional telah direalisasikan. Setelah itu, "anak-anak kekinian" pun akan berfoto selfie bersama di Pasar Rakyat, dan tentunya akan mengupload foto di media sosial. Kolom komentar pun akan terus-menerus terisi, datang dari teman-teman mereka.Â
Ilustrasi contoh di atas tentu akan terjadi jika Hari Pasar Rakyat Nasional yang dicanangkan oleh Yayasan Danamon Peduli didukung Kompasiana telah direalisasikan. Namun akan terjadi sebaliknya jika Hari Pasar Rakyat Nasional tidak direalisasikan, maka "anak-anak kekinian" tidak akan mau pergi ke Pasar Rakyat, bahkan mereka akan enggan atau merasa malu berfoto selfie, apalagi mengupload di media sosial. OMG alias Oh My God...Â
Perasaan malu dari "anak-anak kekinian" tersebut tidak dapat sepenuhnya disalahkan mengingat brain image Pasar Rakyat, masih terkesan kurangnya kebersihan, jorok serta bau. Kesan buruk ini tentu akan berdampak pada ketidakinginan orang untuk pergi ke Pasar Rakyat, hingga akhirnya Pasar yang keberadaanya telah ada sebelum Bangsa ini merdeka pun akan terus-menerus tertinggal, tertelan oleh waktu.
Pertanyaan tentang seberapa mendesakkah pencanangan Hari Pasar Rakyat Nasional? Jawabannya tentu sangat mendesak. Selain karena akibat dampak dari brain image yang terkesan buruknya Pasar Rakyat, tentu kita juga tidak menginginkan Pasar yang merupakan Warisan Budaya Bangsa Indonesia ini hilang begitu saja, sekaligus kita juga tidak menginginkan Pasar yang telah memiliki kontribusi bagi perekonomian, sosial bahkan politik di Negara nan tercinta ini, terkelahkan oleh pasar-pasar modern yang telah merajalelah di daerah-daerah.Â
Adapun untuk mewujudkan semua itu bukankah hal mudah. Tentu akan memerlukan kerjasama antar sektor pemerintah serta peran masyarakat. Namun jika Hari Pasar Rakyat Nasional segera direalisasikan, maka akan menjadi salah satu momentum penting untuk mengingatkan masyarakat umum, terutama "anak-anak kekinian" bahwa Pasar Rakyat adalah salah satu bagian penting Bangsa Dan Negara Indonesia. Selain itu, tentu "anak-anak kekinian" pun tidak akan merasa malu pergi ke Pasar Rakyat, berfoto selfie bersama serta menguploadnya di media sosial. Kebanggaan memiliki Pasar Rakyat pun akan tertanam pada setiap individu.Â
Urgensi Hari Pasar Rakyat Nasional sangatlah mendesak. Jangan tunggu lagi. Ayo segera realisasikan. Lebih cepat, lebih baik. Namun ada satu hal yang perlu menjadi catatan, selain membutuhkan kerjasama semua pihak serta manajemen yang tepat. Jangan sampai kita bertindak cepat, namun tidak ada persiapan matang. Mungkin alangkah bijaknya, jika diizinkan... Saya pribadi ingin memberikan usul atau saran bahwa ketika Penyelenggaraan Hari Perayaan Pasar Rakyat Nasional dilaksanakan, jangan sampai hanya perayaan dengan kegiatan pengenalan produk barang dan jasa khas Indonesia. Namun harus disertai dengan event-event tertentu misalnya konser musik dengan lagu-lagu dari khas daerah atau lomba tarian daerah dengan pakaian-pakaian khas daerah masing-masing, dll. Pokoknya Penyelenggaraanya harus dikemas dengan konsep "Kekinian Banget".
Selain konsep Penyelenggaraan yang kekinian banget, Pelaksanaan untuk memperingati Hari Pasar Rakyat Nasional pun harus diadakan di berbagai daerah. Misalnya, pertama di Kota Jakarta. Selanjutnya di Kota Surabaya dan seterusnya di berbagai daerah. Hal ini penting mengingat salah satu tujuan dicanangkanya Hari Pasar Rakyat Nasional adalah untuk memperkenalkan lebih lanjut serta mengembalikan kebanggan masyarakat akan keberadaan Pasar Rakyat.Â
So.... Pasar Rakyat, Kekinian Banget....Â