Mohon tunggu...
Ismail Solichin
Ismail Solichin Mohon Tunggu... -

"...pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit, memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhan-nya..."\r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik

BBM, Book Bom Messenger

22 Maret 2011   01:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:34 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13006967321210570425

[caption id="attachment_97340" align="alignleft" width="300" caption="3detik.com"][/caption] Entah itu perbuatan orang iseng atau memang perbuatan kelompok orang yang ingin melakukan teror di masyarakat. Ada yang mengatakan teror bom buku hanya untuk mengalihkan isu dari pemberitaan miring yang menimpa penguasa. Karena sudah sering masyarakat disuguhi oleh berita-berita yang bombastis dan menarik sebagai pengalihan isu-isu yang menyudutkan penguasa. Polanya hampir sama di setiap momen pemberitaan yang menyudutkan, tiba-tiba muncul berita yang menghebohkan. Sehingga perhatian publik terpecah, tidak lagi terfokus pada berita tersebut. Ada juga yang mengatakan, teror bom buku terkait dengan dimulainya proses pengadilan yang  menyidangkan Abu Bakar Ba'asyir, seorang tokoh yang selalu dikaitkan dengan mereka yang tersandung kasus-kasus terorisme. Atau bisa juga teror itu dikaitkan dengan "fit and proper test"  dan semacam "uji nyali" terhadap pejabat yang berwenang dalam bidang keamanan dan ketertiban masyarakat di suatu wilayah dimana ia memimpin. Ada banyak tafsir terhadap kasus paket bom buku yang dikirimkan kepada seseorang. Apakah si penerima seorang aktifis, artis, pejabat keamanan, tokoh partai dan lain sebagainya. Apa sesungguhnya pesan yang hendak disampaikan oleh si pengirim paket. Masyarakat tentu berharap agar aparat keamanan menyelidiki dan mengurai siapa sesungguhnya yang berada di belakang teror bom buku tersebut. Tetapi tidak sedikit kalangan yang pesimis  bahwa  kasus teror bom buku bisa terungkap. Karena ada beberapa PR  aparat keamanan yakni pelemparan bom molotov di kantor redaksi "Tempo" penyelidikannya entah sampai dimana, penganiayaan yang menimpa aktifis HAM Tama S Langkun, kasusnya entah menguap kemana. Yang paling memprihatinkan kita adalah jika terbukti bahwa  ternyata teror itu diciptakan oleh mereka yang punya kepentingan dengan oknum penguasa untuk sekedar mengalihkan perhatian masyarakat dari isu, gosip menyangkut penguasa yang disebarkan oleh koran Australia "The Age" beberapa hari yang lalu. Jika densus 88 sudah mampu mengendus keberadaan para teroris, maka densus diharapkan mampu juga mengendus aktor dibelakang teror bom buku. Jangan permainkan perasaan masyarakat dengan ketakutan-ketakutan yang diciptakan hanya untuk mengalihkan isu yang tak sedap yang menimpa penguasa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun