Mohon tunggu...
Ismail Solichin
Ismail Solichin Mohon Tunggu... -

"...pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit, memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhan-nya..."\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gibran Widodo

11 Juni 2015   11:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:06 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Betapa berbedanya Gibran dengan anak presiden yang lain. Gibran tidak menggunakan aji mumpung dalam melaksanakan pernikahannya. Demikian juga bapaknya, tak menggunakan kekuasaan sebagai presiden untuk menggelar pesta pernikahan yang uwwahhh ! Walaupun diyakini banyak para pengkritiknya (lebih tepat para pembencinya) apa yang dilakukan oleh Presiden Jokowi dalam acara ngunduh mantu hanya pencitraan.

Presiden manut betul dengan apa yang dikehendaki oleh Gibran, walaupun ibu dan bapaknya pasti sudah ditawari oleh banyak pihak untuk 'membantu' penyelenggaran acara pernikahan. Bagi sebagian kalangan pejabat dan selebritis pasti akan 'mempertanyakan' sikap yang diambil oleh Gibran; 'lugu banget tuh, anak ! bapaknya jadi presiden kok ya gak mau menggunakan kesempatan untuk menggelar pesta yang wah !'. Itupun dimata para pengkritiknya sikap Gibran, anak lanang pak Presiden, dianggap sebagai pencitraan belaka.

Gibran melakukan tindakan yang benar di jaman yang kadung mengagung-agungkan jabatan, jaman dimana sikap aji mumpung lebih 'bermanfaat' dibanding dengan sikap yang mengedepankan kesederhanaan dan kejujuran. Tak banyak putra pejabat memiliki sikap sebagaimana Gibran. Tak usah menyebut putra penguasa periode kapan yang menggelar pesta nan mewah dengan berbagai acara-acara yang terkesan wah. Gibran, juga memilih perempuan yang dicintainya, perempuan anak orang kebanyakan. Walau sebagai anak presiden, Gibran (pasti) mampu mendapatkan perempuan yang 'lebih' dari Selvi. Dan tak sedikit para 'perempuan' yang ngarep untuk jadi mantu presiden. Tetapi mereka yang ngarep dan juga para orang tuanya sudah pasti akan 'kecele' kalau ternyata sebagai anak presiden, Gibran menikah dengan acara yang biasa-biasa aja. Sangat bisa dipastikan bahwa acara pernikahan Gibran kalah jauh dengan acara pernikahan putra-putri para pejabat eselon (itu baru pejabat eselon bukan menterinya)  yang hidup di ibukota, yang digelar di hotel-hotel mewah atau gedung pernikahan kelas satu di Jakarta.

Apa Presiden Jokowi gengsi atau malu dengan acara ngunduh mantunya ? Presidennya nggak apa-apa, cuma para pejabat yang dibawahnya yang dibuat keki. 'Gimana nih, yang ngunduh mantu orang nomor satu. Kok, acaranya biasa-biasa aja !' Apalagi para ibu-ibu pejabat pasti saling berbisik-bisik tetangga: 'Piye jeng, kok ya ibu Iriana mau sih ngikuti karepe anak. Kalau aku jadi ibunya, gengsi aku menyelenggarakan pesta kayak gini. Apalagi tukang-tukang becak kok yaa diundang, kan gak level sama kita-kita, bener kan, Jeng !"

Buah jatuh tak jauh dari pohon-nya. Apa yang dilakukan Gibran, tak jauh beda dengan sikap bapaknya dalam menyelenggarakan pesta pernikahan. Tetapi dalam hal politik dan penunjukan para 'pembantunya' sikap bapaknya tak sesederhana pikiran Gibran !

Selamat Gibran, semoga jadi keluarga Samawa: Sakinah, Mawaddah, Warohmah

Jakarta, 11 Juni 2015

 

 

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun