Mohon tunggu...
Ismail Solichin
Ismail Solichin Mohon Tunggu... -

"...pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit, memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhan-nya..."\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jemblung

15 Desember 2014   19:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:16 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jemblung meng-Indonesia.

Bukan karena berkah tetapi karena musibah yang menimpa pedusunan Jemblung, desa Sampang dan masuk dalam wilayah kecamatan Karang Kobar, Banjarnegara.  Sampai tadi malam longsoran tanah jutaan kubik itu telah menewaskan 39 orang dan ada sekitar 70an orang yang masih harus dicari.

Jemblung.

Setelah musibah menimpa. Banyak hal yang harus dikerjakan, bukan didiskusikan. Yang pertama tentu merelokasi warga dari wilayah longsoran ke tempat yang lebih aman. Bukan perkara mudah, 'mencabut' warga dari tanah leluhurnya. Namun itu harus dilakukan walaupun harus dengan paksaan. Para ahli sudah memetakan mana daerah rawan bencana, mana daerah yang dianggap aman. Tentu saja pemerintah tidak bisa serta merta memaksa pindah, tetapi penjelasan yang masuk akal dan kepastian memiliki rumah dan lahan garapan tentu  menjadi harapan warga yg kehilangan rumah dan lahan garapan bahkan nyawa keluarga.

Jemblung

Sementara ada analisa bahwa tanah perbukitan sudah beralih fungsi menjadi lahan budidaya tanaman sayuran, hal ini yang menyebabkan tanah sedemikian mudah longsor ketika ada pergerakan. Jika hal itu benar, maka harus ada upaya perbaikan lingkungan di kawasan-kawasan yang serupa dengannya. Bahwa tidak boleh lagi tanah-tanah perbukitan beralih fungsi dari tanaman keras, pepohonan, menjadi lahan garapan untuk bertanam sayur mayur. Dan yang seperti ini banyak terjadi dimana-mana karena permintaan pasar akan kebutuhan sayur mayur.

Jemblung.

Semoga ini menjadi pertama dan terakhir, bahwa kawasan yang berbahaya tidak boleh lagi diperuntukan untuk kawasan hunian karena alasan ekonomi. Korban sudah cukup banyak, dan Jemblung menjadi pelajaran bagi para pengambil keputusan dan juga masyarakat kita.

Jakarta, 15 Desember 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun