Mohon tunggu...
ismail sayuti
ismail sayuti Mohon Tunggu... Lainnya - Hutan leuser

Pencinta alam dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Harimau Sumatra yang Kian Terancam di Leuser

31 Juli 2022   17:09 Diperbarui: 31 Juli 2022   17:15 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Harimau Sumatra (Pantera tigris sumatra) merupakan salah satu satwa kunci yang terdapat di Kawasan Ekosistem Leuser. Namun, Akibat gencarnya perburuan liar, pembalakan liar ( illegal loging), degradasi lahan dan perdagangan satwa mengakibatkan satwa ini terus mengalami penurunan dan statusnya diambang kepunahan.

Padahal hewan ini salah satu Spesies kunci. Spesies kunci adalah spesies yang punya peranan penting dalam keseimbangan ekosistem. Dalam suatu ekosistem, jika spesies kunci punah maka akan mempengaruhi populasi dan karakteristik spesies lainnya.

Bentuk kepedulian Dunia Internasional terhadap Harimau Sumatra, setiap tahunnya selalu di peringati. " Global Tiger Day (Hari Harimau sedunia) yang di gelar setiap 29 Juni setiap tahunnya sejak dari tahun 2010 silam. Ajang ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian terhadap usaha konservasi harimau.

Bagi masyarakat lokal yang hidup di pinggiran hutan, hidup berdampingan dengan harimau telah dilakukan dari leluhur dan sebutan untuk harimau pun beragam untuk menghargainya diantanya Datok, tok uten, kuring letong, tok ron, regom, pake bur, seom dan kule.

Meskipun masyarakat adat menyakini ketika hari hari besar islam seperti Isra' Mijra', Maulid Nabi, Idul Adha, dan Idul Fitri hewan tersebut sering turun dari hutan belantara dan nampak di dekat pemukiman warga baik di lihat langsung dan hanya menemukan jejaknya. 

Mereka hidup berdampingan dan nyaris tak pernah terjadi konflik bersama hewan yang terkenal pemalu dan sopan tersebut. Namun dewasa ini, ketika terjadi konflik selalu hewan tersebut yang di salahkan bahkan penyelamatan berbasis adat kian tergerus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun