Meskipun makan olahan pabrik beraneka ragam jenisnya beredar di pasaran saat ini, dimana makanan tersebut bisa di simpan dalam waktu yang cukup lama karna di beri bahan pengawet. Tapi jauh sebelum itu, keberagam suku yang ada di nusantara. dan kekayaan yang memiliki selain budaya juga terdapat makanan khas tradisionalnya masing masing, baik itu suku jawa, Padang, Aceh, dan suku gayo. Di mana panganan tersebut selain di buat di hari hari biasa untuk cemilan, juga disajukan di bulan ramadhan sebagai menu takjil untuk berbuka puasa.
Di gayo sendiri salah satunya adalah sagu lipet, makanan khas ini yang berbahan dasar tepung pulut, kelapa, gula aren dan sedikit garam. Cara membuatnya tergolong sederhana tepung ketan tersebut di adonan dengan santan kelapa kemudian di masak dalam wajan besi tebal.
Proses pembuatan sagu lipet hampir sama dengan cara membuat martabak, bedanya martabak sedikit lebih ngembang dan sagu lipet agak tipis. Setelah di adonan kemudian di masak di wajan besi dan setelah menunggu beberapa menit dan matang di tarok gula di tengah sebagai isinya.
Nama sagu lipet tersebut di ambil dari cara mengolahnya yakni di lipat sehingga di berinama sagu lipet, Makanan khas tradisional ini diyakini banyak mengandung nutrisi dan dan karbohidrat dan cara membuatnya masih alami.
Pun demikian dengan pemasaran, pelaku usaha terlihat menjajakan olahan tersebut dengan kemanfaatkan teknologi baik itu media sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H