Tradisi Tolak bala hasil tani Rakyat
Masyarakat yang tinggal di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) mayoritas perpenghasilan dari sektor pertanian. Tradisi bercocok tanam tersebut di wariskan dari leluhur nenek moyang mereka yang hingga hari ini masih tetap di lestarian.
Bersumber penghasilan dari sektor pertanian tentu tak selalu berjalan mulus, ada juga aral melintang yang merupakan bagian tak bisa di pisahkan dari para petani seperti gagal panen baik itu pengaruh cuaca maupun hama yang kerap menggangu tanaman dan musim trek.
Pun demikian dengan tradisi adat masyarakat Gayo selain bercocok tanam ada juga tradisi yang di lakukan setiap tahun atau dua tahun sekali yakni tradisi kenduri sebagai wujud syukur atas limpahan rejeki yang di berikan oleh Allah SWT melalui buah buahan.Â
Dan pada kesempatan ini acara tersebut bertema "Doa dan syukuran hasil tani rakyat" yang di laksanakan di wilayah perkebunan rakyat di kawasan Uning Kumer oleh masayarakat desa Pertik Kecamatan Pining Gayo lues, Provinsi Aceh. Pada Kamis 24 Februari 2022.
Bagi masyarakat yang merasa memiliki kebun dan ladang  di desa tersebut semua ikut di libatkan. Dan segala kebutuhan di masak di wilayah berlansungnya acara hajatan tersebut baik untuk keperluan umum dan untuk pribadi masing masing warga, tak sampai di situ juga membuat makanan khas  yakni lemang (keririsen).
Acara tersebut di awali dengan zikir maulid oleh seluruh masyarakat dan ulama, dan setelah itu perangkat desa memuliakan ulama sembari mintak di doakan di jauhkan dari mara bahaya serta bisa memimpin kampung dengan baik dan kemudian di lanjutkan kenduri dan doa bersama.
Acara di lakukan sebagai wujud syukur masyarakat dengan berbagai limpahan buah buahan dan hasil tanaman dari daerah tersebut serta tolak bala yang selama ini hama tanaman meresahkan para petani, semoga dengan adanya acara doa dan syukuran tersebut para petani bisa hidup sejahtera dan di jauhkan dari mara bahaya demikian juga melaksanakan ibadah selalu taat kepada sang khalik serta berharap Pertik dan Pining di karunia negeri yang  baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Semoga !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H