Mohon tunggu...
ismailsaifuddinsetiyobudi
ismailsaifuddinsetiyobudi Mohon Tunggu... mahasiswa -

UIN SUNAN KALIJAGA, ilmu komunikasi 2015

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pulau Lombok, Jodohku Bersama Smartfren 4G LTE Advanced

13 Oktober 2015   11:22 Diperbarui: 13 Oktober 2015   11:33 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Travelling adalah segala-galanya. Hidupku adalah travelling, tanpa travelling aku merasa begitu hampa. Setiap hari pasti selalu ada perjalanan yang ku jalani walaupun tak seberapa jauh. Aku memiliki pendamping hidup karena travelling, dan pekerjaanku tak pernah lepas hubungannya dari yang namanya travelling. Umurku sekarang adalah 20 tahun, belum genap setaun setelah aku mendapatkan pekerjaan sebagai travel writer aku meminang seorang wanita dalam salah satu perjalananku menuju pulau Lombok.

Beberapa bulan setelah bekerja sebagai travel writer

Aku memiliki keinginan untuk melakukan perjalanan darat menuju Lombok. Buku perjalanan yang kutulis sebelumnya menghasilkan royalti yang lumayan besar, sehingga aku dapat merencanakan perjalanan menuju Lombok untuk menulis buku selanjutnya. Bagiku Lombok adalah pulau yang tak seberapa tetapi memiliki keindahan yang sungguh luar biasa mempesona.

Sebelum aku travelling menuju Lombok, aku harus mengurusi beberapa perizinan pekerjaan dan membawa perlengkapan yang memadai. Aku harus mengambil cuti yang cukup panjang untuk perjalananku ini. Karena buku yang kutulis sebelumnya cukup bagus dan laris, untuk perjalananku kali ini dalam urusan perizinan cuti tak menemukan banyak masalah, bahkan aku diberi dana oleh atasanku untuk perjalanan selama sebulan ini menuju Lombok.

Semua peralatan mulai kumasukan kedalam koper. Mulai dari Notebook, beberapa Pena, buku kecil, kamera DSLR, dan beberapa pakaian yang akan kugunakan selama di Pulau Lombok selama sebulan. Karena tujuanku adalah pulau kecil, aku membutuhkan akses internet yang memadai walaupun aku sedang berada di tempat entah berantah. Semua itu tak lain karena tuntutan pekerjaan. Kemudian aku teringat rekomendasi dari teman - teman sesame travel writer, aku disarankan untuk membeli handphone Smartfren 4G LTE yang belum lama ini diluncurkan. Kebanyakan temanku berpendapat bahwa handphone ini sangat membantu bagi akses internet yang kuat dan cepat bahkan di lokasi yang minim sinyal.

Tak butuh waktu lama untuk membeli sebuah handphone baru keluaran dari smartfren 4G LTE, karena hampir di setiap counter smartfren tersedia. Setelah aku mendapatkan handhphone rekomendasi dari teman - teman sesame travel writer, aku langsung memesan segala kebutuhanku untuk pergi menuju pulau Lombok. Tiket kereta kupesan untuk perjalanan pada esok hari, lalu tiket bis dari Bali menuju Lombok tak lupa juga aku pesan, setelah urusan tiket selesai kemudian aku mencari resort kecil untuk tempat istirahatku selama berada di Pulau Lombok. Setelah aku menemukan resort yang menurutku cocok, tak perlu waktu lama bagiku untuk langsung memesan kamar kosong di resort tersebut.

Keesokan harinya aku langsung berangkat menuju stasiun Tugu Yogyakarta pada pagi hari. Karena kereta yang akan kunaiki berangkat jam 7 tepat, maka kurang dari jam 7 aku sudah standby di Stasiun Tugu. Perjalanan yang melelahkan kulewati selama berangkat menuju Lombok. 14 jam di kereta ditambah 9 jam di bis membuat badanku terasa pegal – pegal, tetapi berkat lancarnya akses internet dari handphone yang baru saja kubeli membuat perjalanan darat yang kutempuh menuju Lombok tampak tak begitu melelahhkan. Sesampainya di resort yang sudah kupesan di Lombok, aku langsung membanting tubuhku ke dalam lembutnya kasur yang berada tepat di depanku, sayang karena tuntutan dari pekerjaan aku belum bisa untuk tertidur pulas sesampainya di resort, terlebih dahulu aku harus menulis seluruh perjalananku dari Yogyakarta menuju Lombok.

Ada satu hari dalam perjalanku di Lombok yang tak pernah kulupakan sepanjang hidupku, yaitu di saat festival layang – layang di pantai senggigi. Senggigi terkenal dengan keindahan pantai yang begitu memanjakan. Saat aku berada di Senggigi, perasaan yang aku rasakan adalah bahwa saat itu aku berada di sebuah Negara lain. Sepanjang aku menyusuri pantai Senggigi yang aku temukan hanyalah Turis – Turis dari mancanegara. Kebanyakan orang local hanya berjualan di sepanjang pinggir pantai. Saat festival layang – layang berlangsung, banyak sekali manusia yang berdatangan dari seluruh Pulau Lombok.

Ada satu hal yang membuatku tertarik dari festival layang – layang yang berlangsung di pantai Senggigi dibandingka daerah lain, yaitu diadakannya ritual – ritual khusus sebelum dan sesudah berlangsungnya acara festival layang - layang yang diadakan selama seharian penuh. Tanpa berpikir panjang aku langsung mengambil Handphoneku dan langsung mengabadikan setiap momen selama festival layang – layang berlangsung dari pagi hari sampai sore hari. Kualitas gambar yang dihasilkan dari setiap jepretan handphone yang baru saja kubeli sangat bagus. Didukung kamera belakang 13 MP dan kamera depan 5 MP membuatku tak berhenti – henti dalam mengambil setiap momen selama acara berlangsung.

Setelah berfoto – ria dan mewawancarai panitia selama seharian penuh membuat staminaku terkuras habis. Apabila waktu berangkat aku begitu segar dan bersemangat, maka saat ini aku bisa diibaratkan tumbuhan yang layu, seluruh tenagaku sudah terkuras habis. Sesaat aku melihat cafe yang lumayan bagus di dekat pantai Senggigi, tanpa pikir panjang aku langsung berjalan menuju café tersebut. Entah karena mengantuk atau kecapean, saat aku berada didepan pintu café tersebut aku menabrak seorang wanita yang sedang membawa banyak makanan penuh di tangannya. Hasilnya bisa ditebak, bunyi gemerincing berisik dari suara piring pecah membuat lamunanku buyar dan kembali lagi di dunia nyata yang sebenarnya. Sesaat aku bingung terhadap apa yang terjadi, tetapi setelah aku sadar dan melihat seorang wanita muda yang terjatuh sedang memungut pecahan piring dari hasil tabrakanku, aku langsung turun dan membantu wanita muda itu dalam membersihkan pecahan piring.

Aku mengganti seluruh kerusakan yang kubuat kepada pemilik café tersebut. Karena pada waktu itu sudah malam hari dan sudah hampir last order, sebagai permintaan maaf terhadap wanita yang kutabrak tadi, aku mengajaknya untuk makan bersama di café tempatnya bekerja. Disaat makan bersama, aku mengenal banyak hal dari wanita muda tersebut. Namanya adalah Putri, ia adalah penduduk asli dari pantai Senggigi. Umurnya hanya terpaut satu tahun dariku, ternyata ia adalah salah satu penari yang kulihat saat ritual festival layang – layang tadi. Ia bercerita bahwa sering menjadi penari di setiap upacara – upacara adat di Pulau Lombok. Karena ia baru lulus SMA, ia belum mendapatkan pekerjaan tetap, ia hanya bekerja sebagai penari dalam upacara – upacara adat apabila ada permintaan yang datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun