Detik-detik pergantuan tahun sudah di depan mata dan segera kita akan meninggalkan tahun 2015. Semua mata kini tertuju pada malam pergantian tahun yang biasanya dirayakan dengan penuh suka cita, baik dengan keluarga, teman, pasangan, atau dengan masyarakat banyak. Banyak dari kita yang merayakan malam pergantian tahun dengan berlibur ke luar kota atau bahkan berlibur ke luar negeri. Tak banyak dari kita juga merayakan malam pergantian tahun dengan cara yang sederhana. Memang semua orang punya cara tersendiri untuk menyambut tahun baru. Menyambut tahun baru mempunyai arti bahwa kita bergegas meninggalkan yang lama dan bersiap menyambut yang baru. Selama kurang lebih 1 tahun sudah banyak hal yang telah terjadi dan kita alami baik itu hal baik maupun hal buruk. Ada yang mendapat rezeki melimpah, jodoh, prestasi maupun saudara kita juga ada yang mendapat musibah, bencana dan masih banyak yang lainnya. Setiap orang punya cara tersendiri dalam menyikapi dan merenungi hal-hal tersebut.
Di Indonesia pada khususnya sudah banyak hal yang terjadi selama tahun 2015. Apabila kita ambil sebuah contoh yaitu terkait dengan masalah toleransi antar sesama. Baik itu antar umat ber agama maupun antar ras dan suku. Masalah tentang intoleransi merupakah masalah yang sering dan bahkan selalu terjadi di Indonesia. Mengingat di Indonesia terdapat keberagamanan suku dan ras serta setiap orang mempunyai kekebasan dalam memeluk agama. Meningkatnya jumlah pendudukan di Indonesia serta persaingan dalam mempertahankan hidup disinyalir menjadi penyebab munculnya Intoleransi. DIlihat dari tujuannya, semua orang berusaha untuk mendapatkan hidup sejahtera dan makmur. Mereka yang termasuk kaum minoritas akan dengan sendirinya tergeser oleh mereka yang menjadi mayoritas dalam sebuh lapisan masyarakat. Tak jarang karena persaingan tersebut menimbulkan korban jiwa. Berapa ratus bahkan ribu jiwa yang mati karena sikap intoleransi tersebut. Sebagai dampak yang paling terlihat adalah melunturnya nilai persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat. Setiap orang berebut satu sama lain dan berjuang atas nama kelompok yang di ikutinya.
Sudah menjadi tanggung jawab bersama untuk saling menjaga keutuhan dan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat. Bukan rahasia umum lagi apabila kemampuan merasa dari masyarakat Indonesia sudah memudar. Segala sesuatu selalu dibandingkan dengan materi dan materi. Sedikit dari kita yang mampu bersikap toleran kepada orang lain. Â Sudah tidak saatnya kita saling melempar tanggung jawab kepada para pemimpin negara. Tentu kita bisa memulainya dari hal yang sederhana yaitu dari diri kita sendiri. Perlu kita semua menyadari dan mulai melakukan introspeksi diri sendiri. Melihat segala sesuatu dari sudut pandang orang lain. Dengan cara seperti itu kita akan terlatih untuk merasakan apa yang orang lain rasakan. Dengan cara sederhana tersebut tentunya sikap intoleransi dalam masyrakat bisa dikurangi sedikit demi sedikit. Belum ada istilah terlambat untuk memulai suatu perubahan . Dan tidak ada kata sulit selagi kita mau mencoba. Terlebih moment pergantian tahun menjadi moment yang sesuai untuk melakukan suatu perubahan demi terciptanya Indonesia yang makmur dan sejahtera. Jangan ada lagi korban jiwa karena mereka yang bersikap intoleran terhadap orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H