Kini aku mencoba mendedah batinku yang terlalu sering runyam dihantam kenyataan
Ketika kemarin dan dulu hatiku telah begitu sering dibajak oleh perompak dari pulau Haru.
Lihatlah Tuan, aku telah mencoba membijak jejak...
Lalu membisikimu tentang lazimnya membingkai sejarah dan kenangan.
Tuan, hatiku pernah juga pingsan karena sekonyong-konyong kau tikam,
dengan keadaan dan pilihan yang terlalu sulit kutentukan.
Sementara aku sedang bingung membenahi jarum kompasku yang berputar tak tentu arahan.
Langit yang biru itu, Tuan, pernah kita pandang dengan senyuman,
meskipun tiba-tiba menjadi gelap tak teraba perasaan.
Percayakah Tuan, suatu waktu aku akan bisa mempesona senja?
Tapi percayalah, saat itu kau juga mampu menikmatinya meski dari kejauhan.
Meski tak bisa menyentuh.
Meski tak bisa merengkuh.
5 Januari 2012
Solo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H