Kepulan asap kecil dibalik bukit t
Kampung bersejarah, indah nan ramah,
Melahap ikan mas bakar dengan sambal khas karo itu adalah super kenikmatan tak terhingga merupakan menu makan siang yang tidak dilewatkan di kampung Liang, apalagi dibarengi keramahan penduduk asli kalak karo. Cerita punya cerita,ternyata kampung Liang adalah induk dari sejarah kecamatan STM Hulu dan Hilir, “STM itu apa bapak?” Tanya kami, ternyata STM itu adalah singkatan dari “Sinembah Tanjung Muda”, dari namanya saja kampung ini punya kedekatan sejara dengan Kesultanan Deli, konon kampung ini merupakan kawasan kesultanan deli yang dikelola dan didiami oleh penduduk bersuku karo. Tidak sebatas itu, sejarah perjuangan kemerdekaan indah terukir disini, dengan mudah anda akan menemukan monument tugu juang 45 berdiri kokoh ditengah kampung sebagai bukti bahwa dahulu masyarakat kampung bersama para pejuang bergerilya melawan penjajah Belanda. Hhmmm…., tak sekedar panorama alam yang bisa kami nikmati tenyata disini juga tempatnya wisata sejarah.
Surya mulai bergerak ke arah peraduan, kami pun bergegas melanjutkan perjalanan pulang ke titik start. Dengan mengambil track berbeda, tim memutar mengeliling perbukitan seberang, melawati jembatan bambu, mengayuh dipinggiran ladang yang baru dibuka oleh petani, menjad pesona tersendiri perjanalan kembali. Hinggi senja, dan surya bersembunyi dibalik mega merah, akhirnya kami menyelesaikan petualangan di Lau Mentar ini.
Sekali lagi kami katakan, “memang masih pemula, tapi kami yang pertama” mengalahkan track panjang Lau Mentar dengan mengayuh sepeda lebih dari 6 jam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H