Â
  Keputusan miliarder eksentrik Elon Musk untuk membuka gerbang X untuk konten dewasa sekali lagi mengejutkan dunia. Setelah keputusan ini, ada perdebatan sengit tentang etika komunikasi digital dan bagaimana platform media sosial bertanggung jawab untuk menyebarkan konten secara eksplisit. Para pendukung Musk mengklaim bahwa kebebasan berekspresi adalah hak asasi manusia, dan X harus menjadi platform yang terbuka untuk semua jenis konten, termasuk konten yang berkaitan dengan dewasa. Mereka percaya bahwa orang dewasa memiliki kendali penuh atas apa yang mereka ingin lihat dan konsumsi.
  Para kritikus mempertanyakan efek negatif dari konten dewasa yang mudah diakses, terutama untuk anak-anak dan remaja. Mereka khawatir hal ini dapat menyebabkan pelecehan seksual online, eksploitasi anak, dan normalisasi pornografi. Sifat desentralisasi platform X, di mana algoritma dan sistem kurasi konten tidak seketat platform media sosial lainnya, membuat masalah ini semakin rumit. Hal ini memungkinkan penyebaran konten dewasa dengan cepat dan tanpa batasan.
   Dalam kapasitasnya sebagai platform media sosial yang tersebar di seluruh dunia, X memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa platform tersebut dapat digunakan secara aman dan sesuai dengan etika. Kontroversi etika yang rumit muncul sebagai akibat dari keputusan Musk untuk membuka pintu bagi konten dewasa. Sebelum melakukan perubahan apapun, X harus mempertimbangkan berbagai sudut pandang dan konsekuensi yang terkait dengan keputusan tersebut.
   Perdebatan sengit tentang etika komunikasi di era internet muncul sebagai akibat dari keputusan Elon Musk untuk membuka gerbang X untuk konten dewasa. Sebagai platform media sosial, X harus melindungi kebebasan berbicara penggunanya. Namun, kebebasan ini harus tetap berada di bawah pengawasan yang tepat dan tidak melanggar hak orang lain. X harus memastikan bahwa platformnya tidak mudah diakses oleh anak-anak dan remaja karena konten dewasa dapat berbahaya bagi mereka. Selain itu, X harus menetapkan kebijakan yang tegas dan jelas terhadap pelecehan seksual online, eksploitasi anak, dan konten pornografi ilegal. Selain itu, X harus memastikan platformnya aman untuk digunakan dan privasi penggunanya dilindungi.
  Konten dewasa di X dianggap dapat berdampak negatif pada banyak orang. Konten dewasa dapat mendorong pelecehan seksual online, terutama terhadap perempuan dan anak-anak. Konten dewasa juga dapat digunakan untuk mengeksploitasi anak-anak secara seksual dan finansial. Konten dewasa yang mudah diakses dapat menormalisasi pornografi dan membahayakan kesehatan mental dan seksual penggunanya.
  Penguatan kontrol orang tua adalah salah satu cara untuk mengurangi efek negatif. X harus mengembangkan filter konten yang lebih baik untuk menghilangkan konten yang berbahaya dan tidak pantas, memperkuat kontrol orang tua untuk membatasi akses anak-anak ke konten tertentu, dan menerapkan sistem verifikasi usia yang lebih ketat untuk memastikan bahwa hanya orang dewasa yang dapat mengakses konten dewasa. Untuk mencegah pelanggaran dan membantu korban, penegak hukum harus mengawasi platform X. Lembaga berwenang juga harus mendorong pengguna media sosial untuk belajar menggunakan teknologi, terutama anak-anak dan remaja. Untuk membuat internet menjadi tempat yang aman, sehat, dan bermanfaat bagi semua orang, pemerintah memiliki peran penting dalam mengatur konten online. Namun, pemerintah harus mempertimbangkan banyak hal saat mengatur konten online, seperti hak asasi manusia, kebebasan berekspresi, dan perlindungan anak. Pemerintah juga harus bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti masyarakat, platform online, dan penegak hukum, untuk memerangi konten yang tidak pantas dan menciptakan internet yang lebih baik.
  Elon Musk harus mempertimbangkan dengan cermat keputusannya untuk membuka gerbang X untuk konten dewasa yang kontroversial. Untuk membuat platform yang aman dan inklusif bagi semua penggunanya, X perlu menemukan keseimbangan antara kebebasan berekspresi dan tanggung jawab sosial. Penting untuk diingat bahwa semua orang bertanggung jawab atas etika komunikasi. Pengguna X juga harus bertanggung jawab dalam menggunakan platform dan menghindari konten berbahaya dan tidak pantas. Meskipun keputusan kontroversial ini merupakan tindakan yang berani, langkah-langkah nyata harus diambil untuk melindungi pengguna, terutama anak-anak, dan memastikan platform digunakan secara aman dan bertanggung jawab.
Ismail Hidayatullah, Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi Universitas BrawijayaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H