Mohon tunggu...
Ismail Zubir
Ismail Zubir Mohon Tunggu... -

Peneliti Balitbang Kementerian Agama RI

Selanjutnya

Tutup

Politik

Masyarakat Pencela (Keluh Kesah Ibunda)

25 Januari 2011   03:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:13 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bukan bermaksud membela atau mencela, bukan juga bermaksud untuk memandulkan kritisme, tapi kondisi masyarakat Indonesia sudah berada pada titik nadir (kalaupun boleh diistilahkan).

Kondisi kejenuhan yang luar biasa sudah merasuki setiap individu yang dalam kesehariannya selalu bergelut dengan rutinitas. Karyawan, polisi, pedagang, tukang rongsokan, politisi dan semua yang selalu sibuki dengan aktifitas kesehariannya, seringkali dihinggapi perasaan jenuh yang luar biasa, bahkan seorang Presiden-pun terkadang tidak sanggup menahan rasa jenuhnya.

Setelah menjabat 7 tahun, gaji SBY (Presiden) tidak naik-naik. Sementara itu dia selalu di recoki dengan urusan "Remunerasi". Bahkan anggota DPR "yang mulia" tidak ikut ketinggalan mengemis agar diberi "Remunerasi".

Salahkan seorang karyawan pabrik meminta kenaikan gaji? Salahkan seorang polisi berpangkat 'Bintara' mengeluhkan gajinya yang kecil dalam situasi yang serba mahal saat ini? Salahkah seorang 'Presiden' mengeluhkan gajinya yang tak naik-naik selama 7 tahun, padahal dia (sudah) mati-matian bekerja, berfikir siang malam demi kemajuan bangsa?

Bagi kita yang bekerja, persoalan gaji adalah persoalan yang sensitif. Setelah bekerja maksimal tak salah kiranya kita meminta 'imbalan' yang setara dengan hasil kerja keras kita. Bagi sektor swasta, gaji selalu berkaitan dengan prestasi dan kinerja. Bagi yang bekerja sebagai PNS, gaji berdasarkan golongan/pangkat. Dan semuanya dapat berjalan normal ketika 'kehidupan ekonomi' sebuah negara berjalan sesuai dengan target-target pencapaian pertumbuhan ekonomi yang diinginkan pemerintah khususnya dan harapan kita pada umumnya.

Tak usahlah kita selalu mencari-cari kesalahan seseorang, seandainya kita memang ingin dikatakan masyarakat yang santun dan berbudaya. "Gerakan Koin untuk SBY" yang rame di perbincangkan di "Facebook" adalah sebuah 'gerakan abnormal'.

Sudah pasti, kesejahteraan harus berimbang pada kinerja, toh 'SBY" selalu menyumbangkan gaji ke-13 nya untuk di 'bagi-bagi' pada orang-orang yang membutuhkan dan bukankah hasil laporan KPK, harta kekayaan presiden paling kecil (miskin) adalah SBY ?

Berpikirlah yang cerdas lagi santun....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun