Mohon tunggu...
Ya' Ismail Ahbar
Ya' Ismail Ahbar Mohon Tunggu... wiraswasta -

Lahir dari dua insan yang membuktinya cintanya di hadapan Allah swt, mengejar mimpi walau tertatih, membangun harapan walau serasa punah...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ketika kami harus turun kejalan

25 Maret 2012   13:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:30 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita hidup harus makan, yang dimakan hasil kerja, kalau tidak kerja tidak makan, kalau tidak makan, pasti mati, itu lah undang-undangnya, itulah undang - undang dunia,...

Tapi ketika kami dididik hanya untuk jadi pekerja dengan upah murah dan rendah, dengan keselamatan minimal, dengan asuransi abal-abalan, dengan standar keselamatan yang mencurigakan, kami lalu berkreasi, mengubah ubi jadi makanan pokok, mengubah nasi aking untuk bisa dimakan lagi, memungut sisa Pizza di tong sampah Mall-mall yang angkuh, yang mengangkangi kami seperti Tuhan. Lalu kami pun diberatkan dengan pajak ini, membayar upeti kepada Negara, membayar sedekah pada pejabat, membayar Hibah ke pada Hakim, membayar fee kepada Polisi, lalu pendidikan ini kami diarahkan untuk memenangkan lomba Internasional,. diarahkan untuk menjadi Insan briliant, Pintar, cerdas, dan gagah ketika Bendera merah  putih berkibar,, kami jadi lupa, pekerjaan apa yang kami punya setelah ini, dan sekarang, pendidikan diarahkan supaya jadi wirausahawan, dengan prinsip "Modal sekecil-kecilnya, untuk untung yang sebesar-besarnya"

Kami benar-benar terbuai oleh sistem kebodohan ini,, kami benar-benar  dihadapkan pada kehancuran yang amat nyata,,

dan ketika opini ini jadi opini, tulisan ini hanya jadi petisi basi,,,

"Barang siapa yang menentang corak sejarah tiada dia dari bangsa apapun, dia pasti akan dilindas oleh sejarah, dan seandainya pemerintah tetap dengan sistem ini, entah esok entah lusa, kita pasti akan di lindas, digilas oleh sejarah"

Dan ternyata, kami harus turun kejalan,, supaya mereka berhenti bodohi kami

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun