Mohon tunggu...
Ismail Kilwalaga
Ismail Kilwalaga Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pengajar (Guru dan Dosen)

Melakukan apa saja yang penting baik dan bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilkada Serentak 2024! Antara Hak Konstitusi dan Pendidikan Politik bagi Pemilih Pemula

4 November 2024   12:46 Diperbarui: 4 November 2024   14:45 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Debat Publik Pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Seram Bagian Timur, 2024

Pilkada Serentak Tahun 2024! Antara Hak Kostitusi dan Pendidikan Politik Bagi Pemilih Pemula

Oleh: Ismail Kilwalaga, S.Pd.I.,M.Pd.,C.IET 

Pemilihan Kepala Daerah Serentak Tahun 2024 akan digelar pada tanggal 27 November 2024. Suasana menjelang Pilkada Serentak tahun ini sudah mulai dirasakan sejak tahapan dimulai. Namun ada hal penting yang mesti mendapat perhatian tentang Pilkada di tahun ini. Dimana selain sebagai saluran menggunakan hak pilih sesuai amanat konstitusi, juga dapat dipahami sebagai media Pendidikan bagi pemilih terutama pemilih pemula.

Sobat pembaca yang budiman, pemilihan kepala daerah (Pilkada) merupakan salah satu bentuk pelaksanaan hak konstitusional setiap warga negara dalam sistem demokrasi. Hak konstitusional ini diatur dalam Undang-Undang Dasar, yang menjamin bahwa rakyat memiliki hak untuk memilih pemimpin yang akan menentukan arah pembangunan dan kebijakan di tingkat daerah. Dalam hal ini, Pilkada menjadi momen penting bagi masyarakat di seluruh tanah air untuk mengekspresikan pilihan mereka secara bebas dan bertanggung jawab, memastikan bahwa suara mereka didengar dalam proses pengambilan keputusan. Dengan menggunakan hak pilih, setiap warga negara Indonesia berkontribusi pada proses demokratis yang mendukung pemerintahan daerah yang transparan dan akuntabel.

Sedangkan bagi pemilih pemula, Pilkada juga merupakan ajang yang sangat penting untuk mendapatkan pengalaman pertama dalam proses politik yang nyata. Pemilih pemula, yang umumnya terdiri dari remaja yang baru berusia 17 tahun atau lebih, dihadapkan pada kesempatan untuk memahami pentingnya partisipasi aktif dalam menentukan masa depan daerah mereka. Melalui keterlibatan dalam Pilkada, pemilih pemula mulai memahami bahwa partisipasi mereka memiliki dampak langsung pada kebijakan yang memengaruhi pendidikan, infrastruktur, kesehatan, dan berbagai aspek kehidupan masyarakat. Hal ini menanamkan kesadaran bahwa hak pilih mereka memiliki nilai yang besar dalam demokrasi.

Selain itu, Pilkada berfungsi sebagai sarana pendidikan politik yang efektif. Pemilih pemula juga mendapatkan wawasan mengenai bagaimana sistem politik bekerja, seperti peran partai politik, mekanisme kampanye, dan pentingnya penilaian terhadap visi dan misi calon pemimpin yang disampaikan dalam berbagai jenis kampanye atau debat publik. Proses ini membantu mereka mengenali isu-isu politik lokal dan memahami bagaimana keputusan-keputusan politik dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari. Mereka didorong untuk menjadi kritis dalam menilai janji-janji kampanye, mencari informasi yang akurat, dan berpikir matang sebelum memberikan suara.

Pendidikan politik yang diterima pemilih pemula melalui Pilkada juga dapat membentuk karakter warga negara yang bertanggung jawab. Melalui berbagai kegiatan sosialisasi dan diskusi politik, pemilih muda diajak untuk mengenali prinsip-prinsip demokrasi, seperti keterbukaan, kesetaraan, dan keadilan. Keterlibatan dalam proses ini mengajarkan mereka untuk tidak hanya berpikir tentang kepentingan pribadi, tetapi juga mempertimbangkan kebutuhan masyarakat secara luas. Dengan demikian, Pilkada bukan hanya soal memilih pemimpin, tetapi juga soal membentuk generasi muda yang lebih sadar dan peduli terhadap isu-isu yang ada di sekitar mereka.

Dalam jangka panjang, Pilkada yang melibatkan pemilih pemula secara aktif berpotensi memperkuat demokrasi di Indonesia. Partisipasi mereka menunjukkan bahwa generasi muda memiliki peran penting dalam membawa perubahan positif bagi masyarakat. Dengan terus memupuk kesadaran politik di kalangan pemilih pemula, diharapkan mereka akan tumbuh menjadi warga negara yang tidak hanya melek politik, tetapi juga aktif dalam memperjuangkan nilai-nilai demokrasi dan kesejahteraan bersama. Pemilu yang dijalankan dengan baik akan membentuk budaya politik yang sehat, di mana setiap individu merasa bahwa suaranya dihargai dan berpengaruh.

Nah sampai di sini, bagi sobat yang merupakan pemilih pemula gunakan hak pilih anda dengan sebaik-baiknya. Jangan memilih karena hubungan kekerabatan, kekeluargaan, pertemanan atau sekedar persahabatan namun gunakan pilihanmu karena penilaian terhadap visi misi para calon kepala daerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun