Mohon tunggu...
Isma Carissa Putri
Isma Carissa Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah prof. Dr. Hamka

Berani hebat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandangan Islam Mengenai Infotainment dan Etika Berkomunikasi

12 Juli 2023   21:05 Diperbarui: 12 Juli 2023   21:06 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Allah berfirman dalam Q.S Al-Hujurat ayat 12 yang artinya  “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain”. Dalam ayat tersebut telah di jelaskan bahwa ‘janganlah kamu mencari-cari kesalahan  dan menggunjing orang lain’, pada kenyatannya yang kita ketahui saat ini, banyaknya infotainment yang di sajikan di berbagai program televisi membuat banyak orang yang menonton ikut terjerumus akan isu-isu yang di tayangkan. Mulai dari sajian deretan para artis hingga tokoh publik. Infotainment telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, dalam tayangan infotainment Sebagian besar beritanya berisikan pembicaraan tentang orang lain, baik itu berita yang baik maupun buruk. Membicarakan keburukan orang lain dalam islam disebut sebagai ghibah.tentunya ini perbuatan yang tidak di sukai oleh Allah SWT. Dalam artikel ini, kita akan membahas mengenai pandangan Islam tentang infotainment dan bagaimana etika dalam berkomunikasi menurut Islam.

Membahas mengenai Infotainment itu sendiri dapat dikatakan sebagai program atau konten media yang menggabungkan elemen informasi dan hiburan. Konten infotainment sering kali mengambil bentuk berita selebriti, gosip, perjalanan, hingga hiburan ringan lainnya. Contohnya seperti tayangan silet dalam program Televisi RCTI, dimana di situ menyajikan berbagai macam tayangan seperti hiburan atau bahkan berita gosip terkait selebriti. Etika komunikasi dalam islam menyebutkan bahwa bijaksanalah dalam menggunakan lisan, menghargai pandangan orang lain, menghindari kata-kata yang buruk dan menghindari fitnah. Dalam etika komunikasi ini pun mengajarkan kita untuk membangun hubungan yang baik dengan sesama, menjaga keharmonisan dan menyebarkan kebaikan dalam komunikasi kita.  Tidak bisa kita pungkiri bahwa pandangan Islam terhadap infotainment juga menyadari manusia memiliki kebutuhan untuk bersantai dan mendapatkan hiburan dalam kehidupan mereka. Islam tidak menolak hiburan dan konten-konten ringan selama mereka tidak melanggar prinsip-prinsip Islam. Namun kenyataannya yang kita ketahui saat ini bahwa banyak sekali tayangan infotainment mengenai gossip seputar selebriti hingga tokoh ternama yang di mana itu cukup di katakan sebagai tayangan yang mengumbar aib-aib seseorang. “Agama Islam melarang kita membuka dan menyebarluaskan aib orang lain, bahkan aib kita sendiri saja kita dilarang membukanya,” ucap Kepala Seksi Bimas Islam Kemenag Tala Hamsani, S,Pd.I. tentunya, islam pun bukan hanya melarang kita dalam menyebar luaskan aib orang lain melainkan melarang juga kita untuk tidak menyebarkan aib diri sendiri. Islam juga mengajarkan kita mengenai pentingnya menjaga adab dan etika dalam berinteraksi sosial. Infotainment seringkali mengangkat isu-isu kontraversial dan bahkan bisa sampai menggoda emosi penonton. Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk menjaga perkataan dan tindakan kita agar tidak menyakiti atau mencemarkan nama baik orang lain. Seperti dalam islam ada prinsip komunikasi islam seperti qaulan sadida, dimana kita harus berkata benar, jujur tidak bohong dan tidak berbelit-belit. Dengan fakta yang ada. Dari sini seharusnya penayangan infotaitment bisa di kemas dengan jauh lebih baik lagi dan lebih mengurangi yang berbau gossip, karena dengan begitu akan sesuai dengan etika komunikasi dalam persfektif islam yang ada. Bukan menghilangkan tayangan hiburannya namun lebih pada apakah yang di tayangkan baik atau tidak. Kita juga sebagai umat Islam, kita dituntut untuk menjadi penonton yang cerdas dan kritis terhadap konten yang kita saksikan. Dalam hal ini, Islam menekankan pentingnya memeriksa kebenaran informasi sebelum mempercayainya. Infotainment sering kali dipenuhi dengan berita atau gosip yang belum diverifikasi kebenarannya. Oleh karena itu, sebagai umat Islam, kita diingatkan untuk tidak terjebak dalam menjatuhkan orang lain berdasarkan pada informasi yang belum terverifikasi tersebut. Lebih pada bisa mempelajari berita yang di sajikan apakah hoax atau fakta, kita juga harus pandai dalam hal seperti ini, jangan sampai kita ikut terjerumus pada hal-hal yang negative padahal belum tentu kebenarannya.

Dapat kita simpulkan bahwa, pandailah dalam menonton tayangan infotainment yang ada, jangan sampai karena hal yang berbau gossip akan membawa kita pada hal-hal negative seperti lebih mudah percaya akan penayangan program infotainment tersebut, seperti yang sudah di jelaskan di atas, bahwa allah tidak suka pada orang-orang yang membicarakan keburukan orang lain bahkan mengumbar aib orang lain, maka dari itu infotaitment itu sendiri harus bisa jauh lebih memilah-milih apa saja yang cocok di tayangkan untuk di tonton seluruh Indonesia, karena zaman sekarang banyaknya manusia yang kurang paham akan kebenaran penayangan infotainment dan islam juga memiliki etika dalam komunikasi, dimana kita dapat menyebarkan kebaikan bukan malah mengumbar keburukan. Dan juga Dengan memahami pandangan Islam tentang infotainment, kita perlu menjadi penonton yang cerdas, mengutamakan kebenaran, menjaga adab dan etika, serta menggunakan waktu dengan bijaksana. Infotainment yang sehat dan bermanfaat juga dapat menjadi sarana untuk relaksasi dan hiburan kita semata, tetapi tidak boleh untuk mengorbankan nilai-nilai agama kita. Tentunya dengan kita menjaga keseluruhannya kita akan pandai dalam banyak hal terutama dalam mengasumsi penayangan program infotainment yang mungkin saja kita sajikan setiap harinya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun